Courtesy of YahooFinance
Pemilihan Donald Trump pada 5 November telah membuat investor khawatir tentang masa depan saham energi bersih. Banyak yang percaya bahwa dengan Trump sebagai presiden dan kemungkinan kontrol Partai Republik di Kongres, insentif untuk energi bersih yang diperkenalkan oleh pemerintahan Biden mungkin akan dicabut. Hal ini menyebabkan penurunan nilai saham energi bersih, yang sudah tertekan oleh suku bunga tinggi. Namun, ada dua alasan mengapa saham energi bersih mungkin tidak seburuk yang diperkirakan. Pertama, banyak proyek energi bersih yang sedang berjalan berada di daerah yang dikuasai Partai Republik, sehingga ada kemungkinan insentif tersebut tidak akan sepenuhnya dicabut. Kedua, Elon Musk, CEO Tesla, adalah pendukung Trump dan dapat mempengaruhi kebijakan terkait energi bersih.
Salah satu perusahaan yang mungkin mendapatkan keuntungan dari situasi ini adalah Rivian, yang memproduksi kendaraan listrik dan baru-baru ini mendapatkan kontrak besar dengan Volkswagen. Meskipun masih merugi, Rivian menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan mengurangi biaya dan meningkatkan margin keuntungan. Di sisi lain, Enphase, yang memproduksi teknologi mikroinverter untuk panel surya, tetap menguntungkan meskipun menghadapi tantangan dari suku bunga yang tinggi. Enphase telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga profitabilitasnya, termasuk pemotongan biaya. Meskipun pasar energi bersih sedang mengalami penurunan, kedua perusahaan ini memiliki potensi untuk bertahan dan berkembang di masa depan.