Courtesy of Forbes
Konferensi COP29 di Baku menyoroti pentingnya mengatasi tantangan keuangan dalam perjuangan melawan perubahan iklim. Salah satu fokus utama adalah New Collective Quantifiable Goal (NCQG), yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan iklim, kompensasi kerugian, dan dukungan adaptasi. Meskipun target pendanaan iklim tahunan sebesar Rp 1.64 quadriliun ($100 miliar) telah dicapai pada tahun 2022, banyak negara berkembang meragukan keakuratan angka tersebut. Diperkirakan bahwa pada tahun 2030, dibutuhkan Rp 16.45 quadriliun ($1 triliun) per tahun untuk menangani masalah ini, dan diskusi awal di COP29 mengusulkan solusi seperti pajak kecil pada aktivitas yang merusak lingkungan.
Baca juga: Setahun Dalam Negosiasi Iklim - Kemenangan, Kerugian, dan Apa yang Akan Datang di Tahun 2024
Meskipun ada beberapa inisiatif positif, seperti komitmen Inggris untuk mengurangi emisi dan deklarasi tentang hidrogen, tantangan keuangan tetap besar. Negara-negara kecil mengungkapkan frustrasi terhadap proses COP yang dianggap tidak efektif, dan ada seruan untuk reformasi agar fokus beralih dari negosiasi ke implementasi. Dengan semakin mendesaknya kebutuhan akan solusi keuangan yang inovatif, harapan muncul agar para pemimpin dapat memastikan pendanaan yang diperlukan untuk mengurangi emisi dan mengatasi dampak perubahan iklim.