Courtesy of YahooFinance
AS dan China Beradu Strategi di Era Stablecoin: Masa Depan Uang Digital
Menjelaskan bagaimana kebijakan AS dalam mendukung stablecoin memengaruhi kebijakan dan strategi China dalam menghadapi masa depan keuangan digital serta implikasi geopolitik dan ekonomi dari adopsi stablecoin.
01 Agt 2025, 04.00 WIB
75 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Stablecoin dapat mengubah lanskap keuangan global dan meningkatkan persaingan antara mata uang.
- Tiongkok menghadapi tantangan untuk segera mengadopsi teknologi keuangan baru agar tidak tertinggal dari AS.
- Regulasi yang tepat terhadap stablecoin diperlukan untuk mencegah risiko sistemik dalam ekonomi.
Hong Kong, China - Amerika Serikat kini kembali ke zaman dimana perusahaan bisa menerbitkan mata uang sendiri melalui kemajuan teknologi blockchain, dengan stablecoin sebagai bentuk utama yang dipatok pada dolar AS. Legislasi baru seperti GENIUS Act memberikan kerangka hukum pertama untuk stablecoin di AS, memperkuat posisi negara ini sebagai pusat kripto dunia.
Keputusan AS ini memaksa sejumlah negara, terutama China, untuk menentukan sikap soal stablecoin. China yang sudah melarang cryptocurrency secara resmi sejak 2021, kini mulai melakukan kajian serius tentang potensi stablecoin renminbi, agar tidak tertinggal dalam inovasi keuangan digital global dan menjaga pengaruh yuan dalam perdagangan internasional.
Hong Kong sebagai pusat keuangan otonom mulai membuka aplikasi untuk stablecoin yang dipatok pada dolar Hong Kong, dan berpotensi menjadi tempat pengujian stablecoin renminbi. Karena nilai dolar Hong Kong juga terikat pada dolar AS, langkah ini dinilai juga mendukung hegemoni dolar global.
Namun, penyebaran stablecoin membawa risiko baru, seperti potensi krisis keuangan akibat kebutuhan cadangan likuid yang besar dan ketiadaan lender of last resort. Ahli ekonomi seperti Kenneth Rogoff memperingatkan bahwa sistem keuangan bisa mengalami kegagalan serupa masa free banking di AS pada abad ke-19 jika tidak diatur dengan baik.
Pertarungan AS dan China di ranah stablecoin juga menyiratkan pertarungan geopolitik global terkait dominasi mata uang. China menghadapi tantangan besar dengan kebijakan kapital tertutup yang membatasi peluncuran stablecoin renminbi yang bebas di pasar internasional, dan harus menyeimbangkan risiko kehilangan peluang teknologi dengan risiko ekonomi dan keamanan finansial.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/beijing-officials-warm-idea-yuan-210000362.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/beijing-officials-warm-idea-yuan-210000362.html
Analisis Ahli
Kenneth Rogoff
"Risiko stabilitas keuangan akibat stablecoin sangat tinggi, paralel dengan era perbankan bebas di abad ke-19, dan ini bisa memicu krisis keuangan jika tidak diawasi ketat."
Paul Blustein
"Meskipun stabilcoin saat ini hanya sebagian kecil dari pembayaran internasional, risiko penggantian mata uang lokal menjadi penghalang serius bagi kontrol ekonomi oleh bank sentral."
Zhiguo He
"Hong Kong yang menerbitkan stablecoin dolar secara tidak langsung mendukung posisi dolar AS, sehingga Beijing mungkin mendorong pengembangan stablecoin renminbi sebagai imbalannya."
Analisis Kami
"Stabilitas keuangan global kini semakin bergantung pada bagaimana negara-negara besar mengatur stablecoin, yang meskipun menawarkan efisiensi, berpotensi mengurangi kontrol moneter nasional. AS dengan langkah agresifnya memberi tekanan besar pada China untuk berinovasi, namun kekhawatiran soal risiko politik dan ekonomi membuat keputusan Beijing penuh dilema."
Prediksi Kami
Dalam beberapa tahun ke depan, kemungkinan besar akan terjadi peningkatan kolaborasi dan kompetisi antara Amerika Serikat dan China dalam pengembangan dan regulasi stablecoin, yang dapat mengubah lanskap keuangan global dan mempercepat integrasi cryptocurrency dalam sistem pembayaran internasional.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa itu GENIUS Act dan apa tujuannya?A
GENIUS Act adalah undang-undang yang memberikan kerangka regulasi untuk stablecoin yang terikat pada dolar AS, mengharuskan penerbit untuk mempertahankan cadangan yang cukup.Q
Mengapa Tiongkok mempertimbangkan untuk meluncurkan stablecoin?A
Tiongkok ingin mempertimbangkan untuk meluncurkan stablecoin karena tidak ingin tertinggal dalam inovasi keuangan dan untuk meningkatkan efisiensi pembayaran lintas batas.Q
Apa risiko yang terkait dengan penggunaan stablecoin?A
Risiko penggunaan stablecoin termasuk potensi krisis likuiditas dan ancaman terhadap kemampuan bank sentral untuk mengendalikan ekonomi.Q
Bagaimana stablecoin dapat mempengaruhi dominasi dolar AS?A
Stablecoin yang semakin populer dapat meningkatkan permintaan untuk dolar AS, memperkuat posisinya sebagai mata uang cadangan utama di dunia.Q
Apa peran Hong Kong dalam perkembangan stablecoin?A
Hong Kong berusaha untuk memperkuat statusnya sebagai pusat keuangan dengan menerima aplikasi untuk stablecoin dan menjajaki penggunaan renminbi sebagai stabilcoin.