Courtesy of CNBCIndonesia
Indonesia Hadapi Kerugian Rp 476 Miliar dari Penipuan Siber, Solusi AI Lokal Diluncurkan
Artikel ini bertujuan menginformasikan besarnya kerugian akibat penipuan siber dan upaya pemerintah bersama pihak swasta dalam menghadirkan solusi berbasis AI untuk melindungi masyarakat dari scam dan spam.
08 Agt 2025, 13.10 WIB
81 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penipuan siber menyebabkan kerugian finansial yang besar di Indonesia.
- Perlunya kolaborasi antara pemerintah dan industri untuk melindungi masyarakat dari kejahatan digital.
- Teknologi kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mendeteksi dan mencegah ancaman penipuan secara efektif.
Jakarta, Indonesia - Penipuan siber di Indonesia menyebabkan kerugian finansial hingga Rp 476 miliar hanya dalam waktu tiga bulan dari November 2024 hingga Januari 2025. Modus utama yang digunakan pelaku adalah spam dan malware yang menyasar kanal seluler, terutama melalui SMS.
Sebanyak 64 persen spam terjadi melalui kanal seluler dan lebih dari separuhnya menggunakan metode malware dan penipuan SMS. Hal ini membuat laporan penipuan digital sampai pertengahan tahun 2025 sudah mencapai angka 1,5 juta laporan.
Pemerintah Indonesia melalui Wakil Menteri Komunikasi dan Digital berkomitmen menciptakan ruang digital yang aman, bersih, dan unggul untuk masyarakat. Untuk itu, kolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi dijalankan untuk memberikan perlindungan terhadap scam dan spam.
Indosat Ooredoo Hutchison meluncurkan fitur anti-spam Vision AI yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Teknologi ini mampu mendeteksi ancaman secara real-time tanpa campur tangan manusia dan memberikan peringatan dini terhadap potensi risiko.
Vision AI dikembangkan sepenuhnya di Indonesia dengan menggunakan teknologi canggih dari Nvidia Blackwell. CEO Indosat menegaskan teknologi ini adalah hasil karya talenta lokal yang fokus melindungi masyarakat Indonesia dari kejahatan siber.
--------------------
Analisis Kami: Inisiatif menghadirkan teknologi anti-spam berbasis AI yang dikembangkan secara lokal adalah langkah penting untuk mengurangi kerugian akibat penipuan siber. Namun, teknologi saja tidak cukup tanpa edukasi dan regulasi yang ketat agar pengguna lebih waspada dan penjahat siber bisa ditindak lebih cepat.
--------------------
Analisis Ahli:
Bruce Schneier: Penggunaan AI dalam mengatasi kejahatan cyber sangat tepat, tapi fokus juga perlu ke kebijakan perlindungan data dan pelatihan masyarakat untuk mengenali tanda-tanda penipuan.
Mikko Hypponen: Perkembangan teknologi anti-spam yang real-time akan mempercepat respons terhadap ancaman, namun kolaborasi internasional juga penting mengingat sifat global kejahatan siber.
--------------------
What's Next: Dengan adanya teknologi Vision AI dan komitmen pemerintah, di masa depan tingkat penipuan siber akan menurun signifikan, namun terus diperlukan pengembangan teknologi dan kesadaran masyarakat agar ruang digital semakin aman.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250808104541-37-656309/rekening-warga-ri-ludes-rp-476-miliar-gara-gara-scam-dan-spam
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250808104541-37-656309/rekening-warga-ri-ludes-rp-476-miliar-gara-gara-scam-dan-spam
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diungkapkan oleh Nezar Patria terkait kerugian finansial akibat penipuan siber?A
Nezar Patria mengungkapkan bahwa kerugian finansial akibat penipuan siber mencapai Rp 476 miliar dari November 2024 hingga Januari 2025.Q
Berapa jumlah laporan penipuan digital yang dicatat Komdigi hingga pertengahan tahun ini?A
Hingga pertengahan tahun ini, sudah ada 1,5 juta laporan penipuan digital yang dicatat Komdigi.Q
Apa tujuan peluncuran fitur Vision AI oleh Indosat Ooredoo Hutchison?A
Tujuan peluncuran fitur Vision AI adalah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari scam dan spam yang sering terjadi.Q
Mengapa penting untuk menciptakan ruang digital yang aman?A
Menciptakan ruang digital yang aman penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman penipuan dan kejahatan siber.Q
Apa yang membedakan Vision AI dari produk lain?A
Vision AI dibangun di dalam negeri dengan teknologi canggih dan dilatih oleh talenta Indonesia, sehingga bukan produk impor.