Courtesy of YahooFinance
BIS Usulkan Skor AML untuk Atasi Pencucian Uang di Blockchain Terbuka
Menciptakan cara baru untuk menegakkan regulasi anti pencucian uang (AML) pada blockchain permissionless dengan memanfaatkan data riwayat transaksi publik di blockchain, sehingga memungkinkan pertukaran crypto-ke-fiat mengevaluasi risiko aset digital berdasarkan sejarahnya.
15 Agt 2025, 05.25 WIB
49 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Proposal BIS berupaya menciptakan sistem pemantauan untuk mencegah pencucian uang di blockchain.
- Regulasi baru dapat mempengaruhi nilai dan likuiditas aset kripto, terutama stablecoin.
- Reaksi negatif dari industri crypto menunjukkan ketegangan antara inovasi teknologi dan kebutuhan regulasi.
Zurich, Swiss - Blockchain dikenal sebagai jaringan terbuka yang bisa diakses siapa saja tanpa perlu pendaftaran, membuatnya sulit bagi regulator untuk mengawasi transaksi keuangan dan menegakkan aturan anti pencucian uang. Hal ini telah menjadi kendala utama dalam mengintegrasikan crypto dengan sistem keuangan konvensional.
Bank for International Settlements (BIS) mengajukan solusi baru dengan memberikan skor kepada aset crypto berdasarkan riwayat transfernya, khususnya apakah pernah lewat dompet atau protokol yang terkait dengan aktivitas ilegal.
Skor ini nantinya dapat digunakan oleh bursa crypto ketika pengguna ingin menukar aset digital ke mata uang tradisional, di mana aset dengan skor rendah bisa ditolak konversinya sesuai aturan dari masing-masing negara.
Pendekatan ini memanfaatkan sifat transparan blockchain sebagai kekuatan, sehingga metode ini bisa menjadi jembatan antara kebutuhan regulator dan komunitas crypto yang ingin mempertahankan kebebasan transaksinya.
Meski inovatif, ide ini diperkirakan akan mendapat kritik dari komunitas crypto yang menolak pengawasan ketat, karena dianggap mengancam prinsip desentralisasi dan privasi pengguna.
--------------------
Analisis Kami: Pendekatan BIS ini sangat inovatif karena memanfaatkan sifat transparan blockchain tanpa harus mengorbankan prinsip desentralisasi. Namun, implementasi praktisnya akan menimbulkan tantangan teknis dan etis terkait privasi dan kebebasan finansial yang harus dijaga agar tidak menjadi alat pengawasan massal.
--------------------
Analisis Ahli:
Kathleen Tyson: BIS masih belum memahami alasan utama popularitas crypto yaitu kebebasan dari pengawasan negara, dan penegakan AML ini mirip dengan bentuk negara mengawasi setiap transaksi finansial pengguna.
--------------------
What's Next: Di masa depan, skor kepatuhan AML berbasis riwayat transaksi blockchain bisa menjadi standar baru yang diadopsi oleh bursa crypto global untuk mencegah pencucian uang, meskipun mendapat penolakan dari sebagian komunitas crypto yang libertarian.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/crypto-exchanges-block-users-cashing-222550013.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/crypto-exchanges-block-users-cashing-222550013.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diusulkan oleh para peneliti di Bank for International Settlements?A
Para peneliti di Bank for International Settlements mengusulkan sistem penilaian untuk aset kripto berdasarkan riwayat transfernya guna menegakkan regulasi pencucian uang.Q
Bagaimana cara kerja skor AML yang diusulkan?A
Skor AML akan menilai kepatuhan aset kripto berdasarkan apakah mereka pernah melalui dompet yang terlibat dalam aktivitas ilegal dan dapat mempengaruhi konversi ke mata uang fiat.Q
Mengapa blockchain dianggap sulit diawasi dalam konteks pencucian uang?A
Blockchain dianggap sulit diawasi karena tidak ada perantara yang bertanggung jawab dan sifatnya yang terbuka bagi siapa saja untuk bertransaksi.Q
Apa dampak dari pencucian uang terhadap stabilitas keuangan?A
Pencucian uang dapat merusak integritas pasar keuangan dan mengganggu upaya regulator dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.Q
Apa reaksi dari industri crypto terhadap proposal BIS ini?A
Industri crypto cenderung skeptis terhadap proposal BIS, merasa bahwa pengawasan semacam itu melanggar prinsip dasar dari kebebasan finansial yang ditawarkan oleh blockchain.