GRETA: Detektor Gamma-ray Canggih untuk Menyelidik Rahasia Inti Atom
Courtesy of InterestingEngineering

GRETA: Detektor Gamma-ray Canggih untuk Menyelidik Rahasia Inti Atom

Mengembangkan detektor gamma-ray yang sangat sensitif dan efisien untuk mengamati inti atom secara detail, sehingga membantu ilmuwan mempelajari pembentukan unsur berat, batas stabilitas inti atom, dan alasan alam semesta terdiri dari materi bukan antimateri.

21 Agt 2025, 20.11 WIB
29 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • GRETA adalah detektor gamma-ray yang paling sensitif dan efisien yang pernah dibuat.
  • Penelitian dengan GRETA dapat membantu menjawab pertanyaan fundamental tentang pembentukan elemen berat dan keberadaan antimateri.
  • GRETA akan menggunakan teknologi baru, termasuk AI dan pipeline data cepat, untuk mengolah data dalam jumlah besar.
Michigan State University, Amerika Serikat - GRETA adalah alat deteksi gamma-ray baru dan sangat sensitif yang dibangun oleh tim dari Lawrence Berkeley National Laboratory. Alat ini memungkinkan ilmuwan untuk melihat dengan detail yang lebih tinggi ke dalam inti atom, sumber unsur berat, dan materi di alam semesta. GRETA menggunakan modul germanium yang didinginkan untuk menangkap jejak energi dari gamma-ray yang dihasilkan saat inti atom stabil kembali.
Dalam eksperimen, partikel ditembakkan ke target yang terletak di pusat GRETA sehingga menciptakan inti atom yang tidak stabil dan sangat energik. Saat inti ini kembali stabil, mereka memancarkan radiasi gamma yang dipantau oleh detektor. Data ini seperti sidik jari yang membantu ilmuwan mengenali karakteristik unik tiap isotop.
GRETA menggabungkan modul-modul detektor GRETINA sebelumnya dengan tambahan modul baru, sehingga membentuk bola detektor lengkap dengan 30 modul. Tiap modul berisi kristal germanium ultra murni yang didinginkan hingga suhu sangat rendah agar sensitivitas maksimal. Argonne National Laboratory berperan dalam sistem trigger untuk menyeleksi data penting dari jumlah interaksi yang sangat besar.
Selain hardware, GRETA juga menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memperbaiki rekonstruksi jalur gamma-ray dan dipadukan dengan software canggih DELERIA yang mampu memproses data dalam jumlah sangat besar dengan kecepatan tinggi. Uji coba alat ini menunjukkan GRETA dapat menangani lebih dari 511.000 interaksi gamma-ray per detik, melampaui target desainnya.
Alat ini akan dikirim ke Facility for Rare Isotope Beams di Michigan State University pada akhir tahun ini dan mulai digunakan untuk eksperimen tahun 2026. GRETA dirancang untuk dipindahkan dan digunakan juga di fasilitas lain untuk memanfaatkan variasi jenis particle beam yang berbeda, memperluas peluang riset nuklir dan astrofisika masa depan.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/world-most-powerful-detector-nuclear-fingerprints

Analisis Kami

"GRETA adalah terobosan penting dalam deteksi gamma-ray, membuka peluang untuk meneliti fenomena nuklir yang sebelumnya sulit diamati karena keterbatasan teknologi. Ini juga menandai langkah maju dalam penggunaan AI dan data pipeline cepat yang akan mengubah cara riset nuklir dilakukan ke depan."

Analisis Ahli

Paul Fallon
"Dengan GRETA, kami mendekati kesempatan untuk menyaksikan inti atom bekerja secara real-time dengan resolusi tinggi yang belum pernah ada."
Heather Crawford
"Detektor ini memungkinkan kita menangkap 'sidik jari' unik setiap isotop, sehingga memahami struktur dan proses nuklir lebih akurat."
Dariusz Seweryniak
"GRETA memperluas peluang penemuan dalam fisika nuklir yang juga memiliki dampak pada astrofisika dan pemahaman tentang pembentukan elemen di jagad raya."

Prediksi Kami

Dengan kemampuan GRETA yang sangat canggih, penelitian fisika nuklir dan astrofisika akan mengalami kemajuan besar, khususnya dalam memahami sintesis unsur dan asal-usul materi di alam semesta, yang dapat menghasilkan teori baru dan aplikasi teknologi masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan utama dari GRETA?
A
Tujuan utama dari GRETA adalah untuk menciptakan detektor gamma-ray yang memiliki resolusi tinggi dan efisiensi tinggi.
Q
Siapa yang memimpin proyek GRETA?
A
Proyek GRETA dipimpin oleh Paul Fallon dari Berkeley Lab.
Q
Apa yang dilakukan GRETA untuk mempelajari nukleus?
A
GRETA menggunakan beam partikel untuk menciptakan inti yang tidak stabil, dan kemudian mendeteksi gamma-ray saat nukleus kembali ke keadaan stabil.
Q
Di mana GRETA akan dioperasikan setelah dikirim?
A
GRETA akan dioperasikan di Facility for Rare Isotope Beams (FRIB) di MSU dan di fasilitas ATLAS Argonne.
Q
Apa peran AI dalam proyek GRETA?
A
AI digunakan untuk meningkatkan perangkat lunak yang merekonstruksi jalur gamma-ray, menjadikan instrumen lebih kuat.

Artikel Serupa

Teknologi Baru DES Percepat Deteksi Radioaktivitas Sampel MiniInterestingEngineering
Sains
1 bulan lalu
104 dibaca

Teknologi Baru DES Percepat Deteksi Radioaktivitas Sampel Mini

Menguak Rahasia Unsur Berat: Penemuan dan Studi Proses Neutron Menengah oleh FRIBQuantaMagazine
Sains
1 bulan lalu
115 dibaca

Menguak Rahasia Unsur Berat: Penemuan dan Studi Proses Neutron Menengah oleh FRIB

Teknologi Baru RAVEN Ukur Laser Ultra-Intensif Sekali Tembak Real-TimeInterestingEngineering
Sains
1 bulan lalu
85 dibaca

Teknologi Baru RAVEN Ukur Laser Ultra-Intensif Sekali Tembak Real-Time

Pabrik Meson Eta di China: Kunci Memahami Materi Gelap dan Keberadaan MateriInterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
29 dibaca

Pabrik Meson Eta di China: Kunci Memahami Materi Gelap dan Keberadaan Materi

Inovasi Akselerator Mini untuk Ubah Limbah Nuklir Berbahaya Jadi AmanInterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
113 dibaca

Inovasi Akselerator Mini untuk Ubah Limbah Nuklir Berbahaya Jadi Aman

DELIRIA: Inovasi Analisis Data Real-Time untuk Eksperimen Nuklir CepatInterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
126 dibaca

DELIRIA: Inovasi Analisis Data Real-Time untuk Eksperimen Nuklir Cepat