Courtesy of InterestingEngineering

Fort Bliss: Dari Simbol Militer ke Kamp Penahanan Imigran Terbesar AS

Mengungkap kontroversi dan sejarah kelam di balik penggunaan Fort Bliss sebagai pusat penahanan imigrasi terbesar di Amerika Serikat sekaligus menyoroti risiko kemanusiaan dan persoalan transparansi yang muncul akibat kebijakan tersebut.

25 Agt 2025, 19.04 WIB

216 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Fort Bliss berfungsi sebagai pusat detensi imigrasi yang menimbulkan kekhawatiran kemanusiaan.
Sejarah Fort Bliss sebagai lokasi penahanan menciptakan konteks yang problematis untuk kebijakan imigrasi saat ini.
Kritik terhadap penggunaan dana untuk fasilitas detensi dibandingkan dengan kebutuhan mendesak lainnya di Texas.

El Paso, Amerika Serikat - Fort Bliss adalah pangkalan militer besar di Texas yang sekarang digunakan sebagai pusat penahanan imigran terbesar di Amerika Serikat. Pemerintah membangun fasilitas tenda baru senilai 1,2 miliar dolar untuk menampung hingga 5.000 migran, terutama di lingkungan gurun yang ekstrem. Lokasi ini dibangun di sekitar pangkalan militer yang selama ini dikenal sebagai simbol kekuatan militer namun kini menuai kontroversi.

Kritik muncul karena Fort Bliss memiliki sejarah kelam dalam menahan warga sipil selama masa krisis, termasuk penahanan warga keturunan Jepang, Jerman, dan Italia saat Perang Dunia II. Selain itu, pangkalan ini juga pernah menahan ribuan pengungsi Meksiko di masa revolusi dengan kondisi yang sangat buruk, bahkan melibatkan perlakuan kimia berbahaya.

Para pengkritik, termasuk pejabat lokal dan kelompok advokasi, mengkhawatirkan kondisi buruk yang dialami para detainee akibat cuaca ekstrim, isolasi dari keluarga dan pendamping hukum, serta kurangnya transparansi. Beberapa laporan menyebut anak-anak yang ditahan di sana mengalami tekanan psikologis sangat tinggi akibat kondisi yang memprihatinkan.

Pihak imigrasi AS berusaha menegaskan bahwa fasilitas memenuhi standar dan menyediakan layanan dasar, tetapi pengawasan dari pemerintah dan legislatif sering kali dibatasi dan sulit dilakukan karena keamanan ketat dan lokasi yang terpencil. Hal ini memicu kecemasan soal potensi pelanggaran hak asasi manusia.

Debat soal pemanfaatan sumber daya militer untuk penahanan imigran menjadi isu nasional yang berdampak pada citra Fort Bliss di mata masyarakat. Penduduk dan pejabat lokal berharap dana besar tersebut bisa dialihkan untuk program sosial seperti bantuan bencana, kesehatan, dan pendidikan, agar tidak memperburuk perpecahan sosial dan diskriminasi.

Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/culture/ww2-japanese-internment-site-us

Analisis Kami

"Penggunaan Fort Bliss sebagai penjara imigran merupakan langkah mundur yang mengabaikan pelajaran sejarah dan nilai kemanusiaan. Kebijakan ini tidak hanya memperkuat diskriminasi sistemik, tetapi juga menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mencari solusi imigrasi yang beradab dan transparan."

Analisis Ahli

ACLU Attorney

"Membuka kembali Fort Bliss sebagai lokasi penahanan memperdalam warisan penahanan yang terkait dengan xenofobia dan rasisme, menunjukkan bahwa tempat ini bukan wilayah netral melainkan simbol pengucilan berulang terhadap komunitas warna."

Prediksi Kami

Penggunaan fasilitas militer seperti Fort Bliss untuk penahanan imigran kemungkinan akan semakin diperluas, yang dapat memicu perdebatan lebih lanjut mengenai perpaduan antara kebijakan pertahanan nasional dan penegakan imigrasi serta memperbesar tekanan dari kelompok advokasi hak asasi manusia.