Courtesy of YahooFinance
Bullish Hadapi Tantangan Regulasi Kripto Asal AS, Saham Turun 12%
Menganalisis prospek Bullish memasuki pasar AS, hambatan regulasi yang dihadapi, dan bagaimana posisi Bullish dibandingkan dengan kompetitor seperti Coinbase dalam industri kripto.
04 Sep 2025, 05.05 WIB
155 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Bullish menghadapi tantangan untuk mendapatkan izin operasional di AS.
- Legislasi seperti CLARITY Act sangat penting untuk perkembangan industri cryptocurrency.
- Bullish memiliki potensi untuk bersaing dengan Coinbase jika berhasil memasuki pasar AS.
New York, Amerika Serikat - Bullish adalah sebuah bursa kripto yang baru-baru ini melantai di Bursa Efek New York dengan dukungan dari Peter Thiel. Meskipun harganya sempat melonjak hingga Rp 1.94 juta ($118) , saham Bullish turun 12% dan saat ini diperdagangkan sedikit di atas Rp 888.03 ribu ($54) . Bursa ini fokus melayani investor institusional dan sedang berusaha masuk ke pasar Amerika Serikat yang ketat regulasinya.
Para analis di Compass Point mengeluarkan rating netral dan target harga saham Bullish sebesar Rp 740.02 ribu ($45) yang lebih rendah sekitar 16% dari harga saat ini, dengan alasan utama adalah ketidakpastian regulasi di AS terkait operasi bursa dan penggunaan teknologi baru seperti automatic market maker (AMM).
Regulasi di Amerika Serikat terkait aset kripto masih rumit dan belum jelas. Kongres AS belum mengesahkan Undang-undang CLARITY yang dapat memperjelas kewenangan antara dua badan regulator, yakni SEC dan CFTC. Regulasi New York yang ketat melalui BitLicense juga menjadi hambatan besar bagi Bullish.
Jika Bullish berhasil mendapatkan lisensi resmi dari regulator AS, terutama dari NYDFS, maka bursa ini bisa menjadi pesaing utama Coinbase dengan keunggulan biaya transaksi yang lebih rendah. Karena saat ini Coinbase mendominasi pasar institusional di AS meskipun biaya mereka relatif tinggi dibandingkan bursa internasional lainnya.
Selain di AS, Bullish saat ini menargetkan pelanggan di Eropa dan Hong Kong. Pada IPO-nya, Bullish mengumpulkan dana sekitar Rp 18.91 triliun ($1,15 miliar) dalam bentuk stablecoin terutama di blockchain Solana. Ini menunjukkan Bullish berfokus pada tahap awal pertumbuhan industri aset digital yang semakin berkembang.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/not-very-bullish-peter-thiel-220515463.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/not-very-bullish-peter-thiel-220515463.html
Analisis Kami
"Bullish memiliki potensi besar sebagai exchange kripto baru yang inovatif dengan teknologi AMM transparan, tetapi regulasi di AS menjadi hambatan signifikan yang tidak bisa diabaikan. Investor harus bersabar karena pasar kripto yang diatur dengan ketat membutuhkan waktu untuk membuka peluang kompetitif yang lebih luas."
Analisis Ahli
Ed Engel
"Belum jelasnya regulasi pasar kripto di AS dan sikap ketat NYDFS membuat Bullish sulit menembus pasar dalam waktu dekat."
Abdullah Dilawar
"Peluang Bullish sangat bergantung pada disahkannya Undang-undang CLARITY untuk memberikan batasan hukum yang jelas antara SEC dan CFTC."
Prediksi Kami
Bullish kemungkinan akan menghadapi periode penurunan harga saham hingga regulasi jelas di AS diumumkan dan lisensi diperoleh, namun jika berhasil, bisa menjadi pesaing utama Coinbase di pasar institusional AS.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi perhatian utama analis tentang Bullish?A
Analis khawatir tentang kemampuan Bullish untuk memasuki pasar AS dan mendapatkan izin BitLicense dari NYDFS.Q
Mengapa Bullish mungkin kesulitan memasuki pasar AS?A
Bullish mungkin kesulitan memasuki pasar AS karena undang-undang yang belum disahkan dan sikap ketat dari NYDFS.Q
Apa yang diharapkan dari CLARITY Act?A
CLARITY Act diharapkan dapat menjelaskan yurisdiksi antara SEC dan CFTC, memberikan kepastian hukum bagi pertukaran cryptocurrency.Q
Bagaimana Bullish dibandingkan dengan Coinbase?A
Bullish memiliki potensi untuk menjadi pesaing yang kuat bagi Coinbase berkat biaya rendah, meskipun saat ini Coinbase mendominasi pasar.Q
Apa yang dikatakan CEO Bullish tentang waktu IPO mereka?A
CEO Bullish, Tom Farley, percaya bahwa mereka telah memilih waktu yang tepat untuk IPO seiring dengan pertumbuhan industri aset digital.