Courtesy of CNBCIndonesia
Fenomena Gerhana Bulan Total 2025: Bulan Merah Darah Terlama dalam Dekade
Mengajak masyarakat untuk mengamati dan memahami fenomena Gerhana Bulan Total sebagai kejadian astronomi yang sekaligus mengandung nilai edukasi tentang mekanika benda langit dan bukti bahwa Bumi bulat, bukan datar.
08 Sep 2025, 13.00 WIB
206 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Gerhana Bulan Total yang terjadi pada 7-8 September 2025 adalah fenomena astronomi yang langka dan menarik.
- Fenomena ini dapat dilihat tanpa alat bantu, membuatnya mudah diakses oleh masyarakat umum.
- Gerhana Bulan Total juga memiliki dimensi edukatif yang penting untuk meningkatkan pemahaman tentang astronomi dan struktur Bumi.
Jakarta, Indonesia - Pada 7-8 September 2025, fenomena Gerhana Bulan Total akan menghiasi langit Indonesia dengan durasi sekitar 82 menit, menjadi yang terpanjang dalam sepuluh tahun terakhir. Fenomena ini terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan saat purnama, menyebabkan bayangan Bumi menutupi Bulan secara penuh.
Gerhana Bulan Total ini juga dikenal sebagai 'Bulan Merah Darah' karena cahaya Matahari yang dibias ke Bulan melalui atmosfer Bumi menyaring warna biru, sehingga hanya rona merah yang mencapai permukaan Bulan. Ini menjadikan Bulan tampak merah dramatis selama gerhana.
Masyarakat Indonesia dapat mengamati gerhana ini dengan mata telanjang tanpa perlu alat bantu seperti teleskop. Fenomena gerhana ini berlangsung melalui beberapa fase, mulai dari bayangan penumbral yang lembut, gerhana sebagian, sampai gerhana total, lalu kembali ke gerhana sebagian dan penumbral.
Selain indah secara visual, Gerhana Bulan Total menjadi momentum edukasi yang baik untuk memahami mekanika benda langit, orbit Bulan, serta konfigurasi Bumi, Matahari, dan Bulan. Fenomena ini juga membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat lewat kelengkungan bayangan yang terlihat di Bulan.
Fenomena ini dapat diamati penuh oleh wilayah Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara dan Timur, sedangkan benua Amerika tidak dapat mengamatinya karena saat itu siang hari. Gelaran ini mengajak masyarakat tidak hanya sekadar melihat langit, tapi juga memahami ilmu yang terkandung di dalamnya.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250908124950-37-664973/fenomena-gerhana-bulan-total-terlama-di-ri-ini-penjelasan-brin
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250908124950-37-664973/fenomena-gerhana-bulan-total-terlama-di-ri-ini-penjelasan-brin
Analisis Kami
"Fenomena Gerhana Bulan Total yang berlangsung lama ini merupakan peluang besar untuk memperkuat literasi astronomi di kalangan masyarakat umum, khususnya generasi muda. Pembiasan cahaya yang menyebabkan Bulan tampak merah bukan hanya pemandangan indah, tapi juga pembelajaran praktis bagaimana atmosfer Bumi berperan terhadap cahaya."
Analisis Ahli
Prof. Thomas Djamaluddin
"Fenomena Bulan Merah Darah terjadi karena atmosfer Bumi menyaring cahaya biru dan hanya membiaskan gelombang merah ke Bulan, sehingga purnama justru berubah warna daripada gelap total."
Prediksi Kami
Fenomena Gerhana Bulan Total ini akan meningkatkan minat masyarakat terutama pelajar dan pengamat astronomi di Indonesia untuk lebih aktif mengikuti dan mempelajari ilmu astronomi secara lebih mendalam.