Courtesy of InterestingEngineering
Bahaya Tersembunyi Masker Sekali Pakai: Mikroplastik dan Polutan Lingkungan
Artikel ini bertujuan menginformasikan konsekuensi lingkungan yang tidak terlihat dari penggunaan masker sekali pakai selama pandemi COVID-19 dan mendorong kesadaran serta tindakan agar penggunaan masker lebih berkelanjutan dan pengelolaan limbah yang lebih baik.
09 Sep 2025, 03.17 WIB
38 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Masker sekali pakai berkontribusi pada masalah pencemaran mikroplastik dan bahan kimia berbahaya.
- Penelitian menunjukkan bahwa bahkan masker yang belum digunakan dapat melepaskan polutan.
- Pengembangan alternatif yang berkelanjutan dan kesadaran publik sangat penting untuk mengatasi limbah masker.
Coventry, Inggris - Selama pandemi COVID-19, penggunaan masker sekali pakai meningkat secara masif untuk melindungi kesehatan masyarakat. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahkan masker yang belum dipakai sudah dapat melepaskan partikel mikroplastik dan bahan kimia ke lingkungan saat bersentuhan dengan air.
Penelitian dari Coventry University mengungkap bahwa masker jenis filtering facepieces melepaskan lebih banyak mikroplastik dibanding masker bedah biasa, dengan partikel-partikel tersebut berasal dari bahan seperti polypropylene, polyester, dan PVC yang tak mudah terurai secara alami.
Selain mikroplastik, masker juga melepaskan bahan kimia berbahaya seperti Bisphenol B yang dapat mengganggu sistem hormon dan membahayakan organisme akuatik. Polutan ini berpotensi mencemari sumber air minum dan membahayakan kesehatan manusia.
Dampak akumulasi mikroplastik dan bahan kimia ini masih kurang dipahami sepenuhnya, namun jumlah masker bekas yang sangat banyak di lingkungan memperbesar risiko berkelanjutan terhadap ekosistem dan rantai makanan.
Para ahli mendorong pengembangan masker yang lebih ramah lingkungan dan pengelolaan limbah masker yang lebih baik agar mengurangi pencemaran ini. Kesadaran publik tentang risiko lingkungan dari masker sekali pakai juga sangat penting untuk masa depan yang lebih bersih dan sehat.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/health/covid-masks-microplastics-environmental-threat
[1] https://interestingengineering.com/health/covid-masks-microplastics-environmental-threat
Analisis Kami
"Masalah mikroplastik dari masker sekali pakai menjadi bencana lingkungan tersembunyi yang sangat serius dan perlu diperhitungkan segera. Penggunaan material plastik dalam produk kesehatan harus dipertimbangkan ulang agar tidak menggantikan satu krisis dengan krisis lingkungan lain yang lama berdampak."
Analisis Ahli
Dr Bogush
"Masker sangat penting saat pandemi, tapi desain dan pengelolaan limbahnya harus ditingkatkan untuk mencegah kerusakan lingkungan jangka panjang."
Prediksi Kami
Jika tidak ada tindakan pengelolaan yang tepat dan penggantian masker sekali pakai dengan alternatif berkelanjutan, limbah masker akan semakin menumpuk dan menyebabkan pencemaran plastik dan bahan kimia yang merusak ekosistem serta kesehatan manusia secara luas di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak lingkungan dari masker sekali pakai?A
Masker sekali pakai dapat menyebabkan pencemaran mikroplastik dan bahan kimia berbahaya, yang berpotensi membahayakan lingkungan.Q
Apa hasil penelitian dari Coventry University tentang masker?A
Penelitian menunjukkan bahwa bahkan masker yang belum digunakan dapat melepaskan mikroplastik dan polutan ke dalam air.Q
Bahan apa yang paling umum ditemukan dalam masker?A
Bahan yang paling umum ditemukan dalam masker adalah polypropylene, bersama dengan polyethylene, polyester, nylon, dan PVC.Q
Mengapa Bisphenol B menjadi perhatian dalam penelitian ini?A
Bisphenol B menjadi perhatian karena dapat mengganggu hormon dan merusak kehidupan akuatik jika masuk ke dalam sumber air.Q
Apa solusi yang disarankan untuk mengatasi masalah limbah masker?A
Solusi yang disarankan termasuk mengembangkan masker yang dapat digunakan kembali dan terbuat dari bahan biodegradable serta meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya masker sekali pakai.