Courtesy of InterestingEngineering
Kupu-kupu Atlas Blue Pecahkan Rekor Dunia Jumlah Kromosom Tertinggi
Mengungkap bagaimana jumlah kromosom yang sangat tinggi pada kupu-kupu Atlas blue terjadi melalui pemecahan kromosom dan bagaimana hal ini berkontribusi pada evolusi, adaptasi, serta implikasi untuk konservasi dan penelitian kesehatan.
12 Sep 2025, 00.53 WIB
48 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kupu-kupu Atlas blue memiliki jumlah kromosom tertinggi di antara hewan multiseluler, yaitu 229 pasang.
- Proses pemecahan kromosom dapat meningkatkan keragaman genetik dan adaptasi spesies.
- Penelitian tentang genom kupu-kupu dapat memberikan wawasan penting untuk konservasi dan penelitian kesehatan.
Pegunungan Atlas, Maroko dan Aljazair - Para ilmuwan dari Wellcome Sanger Institute dan Institute of Evolutionary Biology di Barcelona berhasil mengurutkan genom kupu-kupu Atlas blue untuk pertama kalinya. Kupu-kupu ini hidup di pegunungan Atlas di Maroko dan Aljazair Utara dan dikenal memiliki jumlah kromosom tertinggi di antara hewan multiseluler, sebanyak 229 pasang kromosom. Hal ini jauh melebihi spesies kerabatnya, seperti kupu-kupu Common blue, yang hanya memiliki 24 pasang kromosom.
Penelitian menunjukkan bahwa jumlah kromosom yang sangat tinggi ini terjadi akibat proses pemecahan kromosom, bukan karena penggandaan seperti yang sering terjadi dalam evolusi. Selama sekitar tiga juta tahun, kromosom-kromosom ini pecah pada area DNA yang lebih longgar, sementara kromosom seks tetap utuh. Dengan mengetahui ini, para ilmuwan dapat mempelajari bagaimana proses ini membantu spesies beradaptasi dan bertahan dalam lingkungan yang berubah.
Perubahan kromosom ini kemungkinan meningkatkan keragaman genetik pada kupu-kupu Atlas blue, memungkinkan mereka untuk berevolusi dan menyesuaikan diri dengan lebih cepat terhadap lingkungan. Meski begitu, perubahan struktur kromosom yang rumit ini juga mengandung risiko tertentu. Para peneliti juga menyatakan bahwa memahami fenomena ini dapat membantu menjelaskan proses pembentukan spesies baru.
Selain memberikan wawasan tentang evolusi, hasil penelitian ini memiliki nilai medis. Pemecahan dan pengorganisasian ulang kromosom juga terjadi pada sel kanker manusia. Oleh karena itu, membandingkan proses pada kupu-kupu dan sel kanker bisa membuka cara baru untuk menghentikan atau memperlambat pertumbuhan kanker. Studi ini menunjukkan pentingnya genom sebagai kunci memahami masa lalu dan masa depan suatu makhluk.
Walaupun kupu-kupu Atlas blue telah bertahan selama jutaan tahun, kini mereka menghadapi ancaman serius akibat hilangnya habitat dari kerusakan hutan cedar, penggembalaan berlebihan, dan perubahan iklim. Referensi genom berkualitas tinggi ini akan sangat membantu para konservasionis dalam mempelajari bagaimana kupu-kupu ini dapat bertahan di tengah perubahan iklim dan mungkin juga membantu pengembangan tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/atlas-blue-butterfly-229-chromosomes
[1] https://interestingengineering.com/science/atlas-blue-butterfly-229-chromosomes
Analisis Kami
"Penemuan ini sangat menarik karena membuka perspektif baru tentang bagaimana struktur kromosom yang kompleks dapat muncul dan bertahan selama jutaan tahun. Namun, dampak ekologis dari perubahan kromosom seperti ini masih perlu diteliti lebih dalam, terutama dalam konteks ancaman lingkungan yang semakin meningkat terhadap spesies langka seperti kupu-kupu ini."
Analisis Ahli
Dr Charlotte Wright
"Studi genom ini memungkinkan kita melihat secara detail proses pemecahan kromosom dan implikasinya terhadap adaptasi dan konservasi spesies kupu-kupu."
Dr Roger Vila
"Proses pemecahan kromosom yang sangat ekstrem ini membuka jalan untuk memahami evolusi spesies baru dan perilaku kupu-kupu yang terkait."
Professor Mark Blaxter
"Genom mengandung informasi penting tidak hanya tentang asal usul suatu makhluk tapi juga masa depannya, yang dapat berguna untuk konservasi dan kesehatan manusia."
Prediksi Kami
Penelitian genetika lebih lanjut pada kupu-kupu Atlas blue akan membuka peluang baru dalam memahami mekanisme evolusi dan adaptasi spesies, serta memberikan wawasan penting untuk konservasi dan penelitian terkait kanker di manusia.