Courtesy of InterestingEngineering
China Ubah Pembangkit Batubara Jadi Tenaga Nuklir untuk Energi Bersih
Menghadirkan strategi transisi dari pembangkit listrik tenaga batubara ke tenaga nuklir menggunakan reaktor generasi keempat yang lebih aman dan efisien untuk mendukung tujuan dekarbonisasi dan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada.
16 Sep 2025, 04.50 WIB
212 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Strategi C2N di China berfokus pada pengubahan pembangkit batubara menjadi pembangkit nuklir untuk mendukung dekarbonisasi.
- China memiliki kapasitas batubara yang besar dan memanfaatkan infrastruktur yang ada untuk mempercepat transisi energi bersih.
- Tantangan dalam penerimaan publik dan biaya masih menjadi faktor penting dalam implementasi strategi ini.
Tiongkok - China memiliki kapasitas tenaga batubara yang sangat besar, cukup untuk memasok listrik seluruh Amerika Serikat. Namun, penggunaan batubara menghasilkan banyak emisi karbon yang menyebabkan polusi dan perubahan iklim. Untuk mengatasi hal ini, China berencana mengubah pembangkit listrik batubara yang akan pensiun menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir yang lebih ramah lingkungan.
Strategi ini dikenal dengan nama 'Coal to Nuclear' (C2N). Ide utama dari strategi ini adalah menggunakan fasilitas dan infrastruktur yang sudah ada di pembangkit batubara, seperti jaringan listrik dan akses air, untuk memasang reaktor nuklir generasi keempat yang lebih kecil, aman, dan efisien. Teknologi seperti reaktor gas suhu tinggi dan reaktor thorium garam cair sedang dikembangkan untuk tujuan ini.
Reaktor nuklir generasi keempat ini mampu menghasilkan uap dengan suhu yang lebih tinggi dibandingkan reaktor biasa sehingga bisa memanfaatkan turbin yang sebelumnya digunakan di pembangkit batubara. Ini membuat transisi lebih cepat dan hemat biaya. Selain itu, reaktor ini memiliki fitur keselamatan yang sangat baik, seperti tahan terhadap pencairan bahan bakar tanpa perlu pendinginan aktif.
China sangat cocok untuk melakukan transisi ini karena wilayah pesisirnya yang padat dan kebutuhan listrik tinggi serta keterbatasan lahan untuk membangun pembangkit baru. Meski begitu, tantangan utama tetap di biaya investasi dan penerimaan masyarakat terhadap nuklir, yang perlu dijawab dengan edukasi dan regulasi yang baik.
Jika berhasil, strategi C2N bisa mempercepat pengurangan emisi karbon sekaligus memanfaatkan aset lama. Dalam jangka panjang, jika teknologi fusi nuklir berkembang, pembangkit ini bisa disulap lagi menjadi pembangkit tenaga fusi yang jauh lebih bersih dan efisien, membuka era baru energi di China.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/energy/china-coal-to-nuclear-transition
[1] https://interestingengineering.com/energy/china-coal-to-nuclear-transition
Analisis Kami
"Langkah ini sangat inovatif dan strategis karena mampu mempercepat transisi energi bersih tanpa harus membangun infrastruktur baru secara keseluruhan. Namun, keberhasilan jangka panjang sangat bergantung pada penerimaan publik dan pendekatan transparan pemerintah dalam mengatasi kekhawatiran keselamatan nuklir."
Analisis Ahli
Jiayang Fan (Insinyur Nuklir Terkemuka)
"Strategi C2N merupakan pendekatan yang tepat untuk memanfaatkan aset lama sambil meningkatkan efisiensi dan keamanan energi nuklir di Tiongkok. Namun, pengawasan regulasi dan edukasi publik harus diprioritaskan agar proyek ini berjalan mulus."
Prediksi Kami
Dalam beberapa dekade ke depan, China kemungkinan besar akan berhasil mengubah sebagian besar pembangkit listrik batubara menjadi pembangkit tenaga nuklir dengan teknologi canggih. Jika kemajuan dalam teknologi fisika fusi terjadi, transformasi ini dapat beralih ke pemanfaatan pembangkit tenaga fusi yang bahkan lebih bersih dan aman.