Courtesy of TechCrunch
Perusahaan baterai asal Swedia, Northvolt, mengumumkan bahwa mereka mengajukan kebangkrutan di AS, yang menjadi pukulan bagi ambisi Eropa untuk memproduksi baterai lithium-ion secara mandiri. Meskipun telah mengumpulkan dana sebesar Rp 234.51 triliun ($14,26 miliar) dan berencana untuk memperluas operasi di Amerika Utara, Northvolt mengalami kesulitan keuangan yang parah, termasuk pemecatan 1.600 karyawan dan pembatalan kontrak besar dengan BMW. Perusahaan ini dilaporkan menghabiskan Rp 1.64 triliun ($100 juta) per bulan, dan kebangkrutan tampaknya tidak terhindarkan setelah masalah dalam produksi.
Namun, kebangkrutan ini mungkin bukan akhir bagi Northvolt. Volkswagen memiliki sebagian saham perusahaan ini dan sangat membutuhkan baterai untuk kendaraan listrik (EV). Eropa juga berusaha keras untuk bersaing dalam industri manufaktur baterai, dan Northvolt dianggap sebagai peluang terbaik untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan Asia. Dengan bantuan dari mitra atau investor, Northvolt masih memiliki kesempatan untuk bangkit kembali, asalkan mereka dapat memperbaiki masalah internal mereka terlebih dahulu.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diumumkan oleh Northvolt baru-baru ini?A
Northvolt mengumumkan bahwa mereka mengajukan kebangkrutan di AS.Q
Mengapa Northvolt mengalami kesulitan keuangan?A
Northvolt mengalami kesulitan keuangan karena membakar uang sebesar $100 juta per bulan dan kehilangan kontrak besar dengan BMW.Q
Siapa yang memiliki saham di Northvolt?A
Volkswagen memiliki saham di Northvolt dan berinvestasi dalam produksi kendaraan listrik.Q
Apa yang terjadi dengan kontrak BMW dan Northvolt?A
BMW menarik diri dari kontrak senilai $2 miliar karena Northvolt gagal memenuhi tenggat waktu.Q
Apakah kebangkrutan Northvolt berarti akhir bagi perusahaan tersebut?A
Kebangkrutan Northvolt tidak berarti akhir bagi perusahaan, karena masih ada kemungkinan kemitraan untuk memperbaiki situasi keuangan.