Regulasi Ketat Membuat Inggris Kehilangan Peluang Emas di Dunia Stablecoin
Courtesy of YahooFinance

Regulasi Ketat Membuat Inggris Kehilangan Peluang Emas di Dunia Stablecoin

Artikel ini bertujuan mengajak pemerintah dan regulator Inggris untuk mereformasi regulasi stablecoin agar lebih fleksibel dan ramah bisnis, sehingga mendukung pertumbuhan perusahaan fintech lokal dan mencegah hilangnya investasi dan talenta ke negara lain.

19 Sep 2025, 00.00 WIB
26 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Regulasi yang ketat di UK dapat menghambat pertumbuhan sektor fintech.
  • Ada kebutuhan mendesak untuk reformasi regulasi agar UK tetap kompetitif di pasar global.
  • Stablecoin menawarkan peluang besar untuk inovasi di sektor keuangan yang harus dimanfaatkan daripada dipandang sebagai risiko.
London, Inggris - Stablecoin sedang mengalami pertumbuhan pesat di tingkat global, dengan total pasokan meningkat lebih dari 7% menjadi 288 miliar dolar AS dalam waktu singkat. Negara-negara seperti Jepang dan beberapa negara di Eropa sudah mulai memberlakukan kerangka kerja yang jelas untuk memperkenalkan stablecoin yang didukung mata uang lokal. Dalam waktu yang sama, Wall Street juga semakin menerima stablecoin karena dorongan dari beberapa pihak, termasuk dukungan dari Presiden Amerika Serikat.
Namun, Inggris justru tampak tertinggal karena regulasi yang berlaku dianggap sangat ketat dan tidak mendukung perkembangan fintech, terutama penerbit stablecoin. Financial Conduct Authority (FCA) di Inggris mempersyaratkan syarat yang sangat berat seperti dukungan 100% dari aset likuid berkualitas tinggi dan persyaratan administratif yang menyulitkan perusahaan startup untuk mendapatkan lisensi dan operasional secara cepat.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan pendekatan beberapa negara lain yang lebih pragmatis dan ramah bisnis. Misalnya, di beberapa negara lain, proses pendaftaran bisa lebih sederhana dan cepat tanpa harus melalui birokrasi yang terlalu rumit. Akibatnya, perusahaan fintech terkenal asal Inggris seperti Revolut masih mengalami kesulitan mendapatkan lisensi perbankan yang memadai.
Para pendiri startup fintech di Inggris percaya bahwa regulasi yang ada masih lebih fokus pada mitigasi risiko dan perlakuan kaku seperti game online, sehingga menghambat potensi teknologi stablecoin yang sebenarnya sangat transparan dan dapat diaudit. Mereka berharap reformasi yang memungkinkan perizinan bertahap dan proses persetujuan yang lebih cepat dapat menjadi solusi agar Inggris tetap kompetitif di pasar global.
Jika tidak ada perubahan regulasi yang signifikan, ada risiko besar bahwa talenta dan perusahaan fintech Inggris akan beralih ke negara-negara yang lebih mendukung inovasi dan teknologi baru ini. Hal ini akan berimbas negatif pada penghasilan domestik, penciptaan lapangan kerja, dan status Inggris sebagai pusat keuangan dunia. Oleh karena itu, tindakan cepat sangat diperlukan agar Inggris tidak tertinggal dalam revolusi stablecoin dan teknologi finansial.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/opinion-uk-fintech-companies-regulatory-170057351.html

Analisis Ahli

Andreas M. Antonopoulos
"Regulasi yang terlalu ketat mengekang inovasi dan adopsi teknologi blockchain dan stablecoin yang sangat potensial untuk keuangan global."
Caitlin Long
"Kerangka regulasi harus fleksibel, mengedepankan keamanan namun tetap memungkinkan perusahaan startup fintech untuk tumbuh dan bersaing secara global."
Neha Narula
"Stablecoin dengan regulasi jelas dan modern bisa menjadi pondasi ekonomi digital masa depan, tapi hanya jika regulator tidak membatasi potensi inovasi."

Analisis Kami

"Regulasi yang kaku dan birokratis telah menghambat potensi inovasi fintech Inggris, padahal negara ini memiliki talenta dan modal yang cukup. Tanpa reformasi segera, Inggris hanya akan menjadi pasar konsumen teknologi yang dibangun di tempat lain, bukan pembuat inovasi finansial."

Prediksi Kami

Jika regulasi Inggris tidak segera diperbaiki untuk lebih ramah terhadap bisnis fintech dan stablecoin, para inovator dan investor akan beralih ke negara lain seperti Singapura, Abu Dhabi, atau New York, sehingga Inggris kehilangan posisi sebagai pusat keuangan global.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dimaksud dengan stablecoin?
A
Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang dirancang untuk memiliki nilai yang stabil dan sering diikatkan pada aset lain seperti mata uang fiat.
Q
Mengapa regulasi di UK dianggap ketat untuk fintech?
A
Regulasi di UK dianggap ketat karena FCA menerapkan persyaratan yang sulit untuk diikuti oleh perusahaan fintech, yang membuat mereka sulit untuk mendapatkan lisensi.
Q
Apa yang menjadi fokus utama FCA dalam regulasinya?
A
FCA fokus pada mengelola risiko terkait cryptocurrency dan sering kali memperlakukan mereka sebagai potensi ancaman daripada peluang strategis.
Q
Bagaimana dampak regulasi terhadap perusahaan fintech seperti Revolut?
A
Regulasi yang ketat dapat memperlambat pertumbuhan perusahaan fintech seperti Revolut, yang mungkin lebih mudah beroperasi di negara lain dengan peraturan yang lebih ramah.
Q
Apa yang perlu dilakukan UK untuk bersaing dalam ekosistem fintech global?
A
UK perlu menerapkan reformasi regulasi yang lebih fleksibel dan mendukung agar dapat bersaing dengan pasar seperti Singapura dan New York.