Courtesy of Wired
Banyak orang tidak tahu bagaimana makanan yang mereka konsumsi diproduksi, termasuk daging nabati yang semakin populer. Meskipun teknologi seperti pencetakan 3D dapat menciptakan daging nabati, banyak produk ini masih kurang dalam hal rasa dan tekstur. Seorang jurnalis mencoba berbagai jenis daging nabati yang dicetak 3D dari perusahaan Steakholder Foods, tetapi menemukan bahwa meskipun secara teknis bisa dimakan, rasa dan kualitasnya tidak memuaskan. Daging yang dicetak 3D sering kali terasa hambar dan tidak memiliki kedalaman rasa yang diharapkan.
Sementara itu, daging nabati yang diproduksi dengan metode tradisional sering kali menawarkan rasa yang lebih baik dan lebih memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi dapat membantu dalam produksi makanan, yang terpenting adalah bagaimana makanan tersebut terasa. Jika perusahaan fokus pada rasa dan kualitas, mereka dapat menarik lebih banyak orang untuk mencoba alternatif nabati dan mengurangi ketergantungan pada produk hewani.