Courtesy of InterestingEngineering
Sensor Mikrochip Tahan Suhu Ekstrem dan Radiasi untuk Reaktor Nuklir Canggih
Mengembangkan sensor mikroelektronik yang tahan suhu sangat tinggi dan radiasi intens untuk memantau reaktor nuklir canggih secara real-time agar mengoptimalkan keamanan dan efisiensi operasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Amerika Serikat.
28 Okt 2025, 20.42 WIB
232 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pengembangan sensor baru dapat merevolusi pemantauan reaktor nuklir di AS.
- Sensor ini mampu bertahan pada suhu ekstrem dan radiasi tinggi, yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh teknologi yang ada.
- Dukungan lanjutan diharapkan dapat menjadikan Universitas Maine sebagai pemain kunci dalam teknologi reaktor canggih.
Maine, Amerika Serikat - Para peneliti di University of Maine berhasil mengembangkan sensor mikroelektronik baru yang mampu bertahan pada suhu sangat tinggi hingga 832 derajat Celsius dan paparan radiasi intens yang biasanya ada di dalam reaktor nuklir canggih. Sensor ini dapat mengukur berbagai parameter penting seperti daya reaktor, suhu, dan fluks neutron secara langsung dan real-time, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasi reaktor.
Sebelumnya, sensor komersial yang digunakan untuk memantau reaktor tidak mampu bekerja pada suhu lebih dari 800 derajat Celsius, sehingga membatasi pengembangan reaktor generasi baru yang dirancang untuk beroperasi pada kondisi yang lebih ekstrem. Dengan sensor baru ini, hambatan tersebut dapat diatasi, membuka peluang untuk pengoperasian reaktor nuklir yang lebih efisien dan aman.
Sensor yang dikembangkan menggunakan teknologi nano dan telah diuji selama dua tahun secara ekstensif. Pengujian lanjutan di Laboratorium Riset Nuklir Ohio State University menunjukkan bahwa sensor ini dapat berfungsi selama seminggu penuh tanpa penurunan kinerja meskipun berada di dalam kondisi radiasi nuklir yang sangat intens sekaligus suhu tinggi.
Selain kemampuannya yang hebat bertahan dalam kondisi ekstrim, para peneliti juga berencana mengembangkan teknologi sensor ini agar bisa beroperasi secara nirkabel tanpa perlu baterai. Sensor ini akan menggunakan sinyal penginterogasian nirkabel untuk daya dan pengoperasian, sehingga memudahkan pemasangan dan pemeliharaan di dalam reaktor.
Dengan keberhasilan ini, para peneliti berharap bahwa teknologi sensor tahan suhu dan radiasi akan menghilangkan berbagai hambatan teknis yang selama ini menghambat penyebaran reaktor nuklir canggih, membantu Amerika Serikat memenuhi kebutuhan energi yang semakin besar secara lebih aman dan efisien.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/energy/radiation-resistant-microchips-nuclear-reactors
[1] https://interestingengineering.com/energy/radiation-resistant-microchips-nuclear-reactors
Analisis Ahli
Mauricio Pereira de Cunha
"Ini adalah terobosan pertama dalam teknologi sensor mikrochip yang mampu bekerja pada suhu sangat tinggi hingga 800 derajat Celsius, yang sebelumnya belum pernah terjadi."
Luke Doucette
"Memastikan sensor dapat berfungsi di bawah efek gabungan suhu tinggi dan radiasi intens merupakan tantangan besar dalam pemilihan material dan desain sensor."
Analisis Kami
"Pengembangan sensor ini merupakan terobosan penting bagi sektor energi nuklir yang selama ini dihambat oleh keterbatasan sensor dalam menghadapi kondisi ekstrem reaktor modern. Namun, untuk benar-benar merevolusi pemantauan reaktor, integrasi wireless dan daya tahan jangka panjang juga harus terus ditingkatkan."
Prediksi Kami
Teknologi sensor tahan suhu tinggi dan radiasi ini akan mempercepat adopsi dan pengoperasian reaktor nuklir canggih di AS, meningkatkan keamanan dan efisiensi pembangkit listrik tenaga nuklir secara signifikan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa inovasi terbaru yang dikembangkan oleh peneliti di Universitas Maine?A
Inovasi terbaru adalah pengembangan sensor mikroelektronik yang dapat bertahan pada suhu tinggi dan radiasi ekstrem di dalam reaktor nuklir.Q
Sampai suhu berapa sensor baru ini dapat beroperasi?A
Sensor baru ini dapat beroperasi hingga suhu 800 derajat Celsius atau sekitar 1.500 derajat Fahrenheit.Q
Mengapa sensor yang ada saat ini tidak cocok untuk reaktor baru?A
Sensor yang ada saat ini tidak mampu bertahan pada suhu ekstrem yang dihasilkan oleh reaktor canggih yang baru.Q
Apa tujuan dari pengembangan sensor ini?A
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemantauan dan pemeliharaan reaktor nuklir, sehingga dapat mendeteksi masalah lebih cepat dan mengurangi biaya pemeliharaan.Q
Di mana pengujian prototipe sensor dilakukan?A
Pengujian prototipe sensor dilakukan di Laboratorium Penelitian Nuklir Universitas Negeri Ohio.