Awas! WhatsApp dan Telegram Jadi Tempat Paling Banyak Terjadi Penipuan
Courtesy of CNBCIndonesia

Awas! WhatsApp dan Telegram Jadi Tempat Paling Banyak Terjadi Penipuan

Menginformasikan tingkat dan cara penipuan yang paling sering terjadi di platform digital populer serta dampaknya terhadap korban, agar masyarakat lebih waspada dan memahami risiko yang mungkin mereka hadapi.

31 Okt 2025, 18.25 WIB
48 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • WhatsApp dan Telegram merupakan aplikasi utama untuk penipuan di Indonesia.
  • Sebagian besar korban penipuan terpengaruh oleh penawaran yang tidak realistis.
  • Dampak emosional dari penipuan dapat menyebabkan stres yang signifikan pada korban.
Jakarta, Indonesia - Penipuan melalui aplikasi pesan instan semakin marak dan menjadi permasalahan serius di Indonesia. Laporan terbaru dari Global Anti-scam Alliance (GASA) dan Indosat Ooredoo Hutchison menunjukkan bahwa banyak pengguna yang menjadi korban di platform seperti WhatsApp dan Telegram.
Data laporan menyebutkan bahwa 67% penipuan terjadi lewat aplikasi pesan singkat, dengan 89% penipuan berasal dari WhatsApp dan 40% dari Telegram. Selain itu, platform media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan X juga menjadi tempat aksi penipuan.
Selain pesan teks, penipuan juga kerap dilakukan melalui panggilan suara dan SMS. Angka penipuan lewat panggilan suara mencapai 64%, sementara lewat SMS sebanyak 59%. Modus penipuan ini sangat beragam dan memanfaatkan kepercayaan serta ketidaktahuan korban.
Alasan orang mudah tertipu antara lain karena tergiur tawaran menarik, penipuan yang sangat meyakinkan, serta aksi penipuan yang cepat dan sulit dikenali. Banyak korban juga masih baru menggunakan platform sehingga belum berpengalaman dalam mendeteksi tanda-tanda penipuan.
Dampak penipuan sangat serius, dimana lebih dari setengah korban mengalami stres berat setelah menjadi target scam. Penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan meningkatkan pengetahuan tentang cara kerja penipuan di dunia digital agar terhindar dari kerugian.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251031164021-37-681195/penipu-whatsapp-makan-banyak-korban-warga-ri-wajib-kenali-modusnya

Analisis Ahli

Ahmad Ramli (Pakarnya Keamanan Siber)
"Faktor utama penipuan adalah kurangnya kesadaran pengguna mengenai mekanisme dan tanda-tanda scam. Platform digital harus meningkatkan fitur proteksi dan edukasi untuk meminimalisir jumlah korban."
Dewi Lestari (Pengamat Sosial Digital)
"Pengaruh psikologis seperti ketergesaan dan kepercayaan besar pada tawaran membuat penipuan mudah terjadi. Pendekatan edukasi yang berbasis pengalaman nyata korban bisa lebih efektif."

Analisis Kami

"Penipuan yang memanfaatkan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dan Telegram menjadi ancaman nyata bagi keamanan digital masyarakat. Edukasi tentang modus penipuan dan peningkatan sistem keamanan di platform harus menjadi prioritas utama agar kepercayaan pengguna dapat dipulihkan."

Prediksi Kami

Penipuan digital kemungkinan akan semakin meningkat dan beragam terutama di platform komunikasi yang populer, sehingga diperlukan upaya edukasi dan pengawasan lebih ketat agar pengguna tidak mudah menjadi korban berikutnya.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan untuk penipuan?
A
Aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan untuk penipuan adalah WhatsApp dan Telegram.
Q
Berapa persentase penipuan yang terjadi di WhatsApp dan Telegram?
A
Sebanyak 89% penipuan terjadi di WhatsApp dan 40% di Telegram.
Q
Apa penyebab utama orang menjadi korban penipuan?
A
Penyebab utama orang menjadi korban penipuan adalah tergiur penawaran yang didapatkan.
Q
Apa dampak psikologis yang dialami korban penipuan?
A
Lebih dari setengah responden (51%) menyebutkan mereka merasa sangat stres setelah terkena penipuan.
Q
Apa saja aplikasi lain yang juga dilaporkan terlibat dalam penipuan?
A
Aplikasi lain yang terlibat dalam penipuan termasuk Facebook, Instagram, TikTok, X, Gmail, dan Outlook.com.