Courtesy of TechCrunch
Sora Dari OpenAI Meluncur di Android Bersaing di Pasar Video Pendek AI
Memperkenalkan peluncuran Sora versi Android, menyoroti fitur dan tantangan yang dihadapi aplikasi AI video ini, serta persaingan di pasar platform video pendek untuk pengguna luas.
05 Nov 2025, 02.35 WIB
153 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Sora kini tersedia untuk pengguna Android di berbagai negara.
- Aplikasi ini menghadapi tantangan terkait etika penggunaan deepfake dan hak cipta.
- OpenAI berencana untuk terus mengembangkan fitur Sora untuk menarik lebih banyak pengguna.
Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam - Sora adalah aplikasi generator video berbasis AI dari OpenAI yang awalnya hanya tersedia di iOS dan segera mendapatkan lebih dari 1 juta unduhan dalam waktu satu minggu. Kini, Sora resmi hadir di Google Play Store untuk pengguna Android di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Peluncuran ini diharapkan bisa menarik lebih banyak pengguna dan memperkuat posisi Sora di pasar aplikasi video pendek.
Sora menawarkan fitur unik bernama “Cameos” yang memungkinkan pengguna membuat video dengan menghadirkan diri mereka sendiri dalam berbagai aktivitas yang berbeda menggunakan teknologi AI. Fitur ini mirip dengan bentuk konten video pendek yang populer di platform seperti TikTok. Selain itu, para pengguna bisa berbagi video mereka dalam feed yang memungkinkan interaksi sosial dan penemuan konten baru.
Namun, aplikasi Sora tidak lepas dari kontroversi. Setelah peluncuran awal, muncul kritik terkait penyalahgunaan fitur deepfake, terutama karena beberapa pengguna mengunggah video yang tidak pantas yang melibatkan tokoh sejarah seperti Martin Luther King Jr. Akibatnya, OpenAI menghentikan sementara pembuatan konten yang melibatkan sosok tersebut dan memperketat aturan penggunaan aplikasi.
Selain isu deepfake, Sora juga mendapat tekanan dari pemilik hak cipta karakter terkenal seperti SpongeBob dan Pikachu. OpenAI merespons dengan mengubah kebijakan hak cipta dalam aplikasi dari sistem ‘opt-out’ menjadi ‘opt-in’, yang berarti pemilik hak harus menyetujui penggunaan karakter mereka secara eksplisit. Pada waktu yang sama, OpenAI tengah menghadapi sengketa hukum dengan perusahaan Cameo terkait penggunaan nama fitur 'Cameo'.
Ke depan, OpenAI berencana menambahkan fitur baru di Sora, termasuk kemampuan membuat video AI dari hewan peliharaan dan benda mati, serta alat dasar untuk mengedit video seperti menggabungkan beberapa klip. OpenAI juga ingin memberikan opsi untuk mengatur feed sosial agar menampilkan konten dari orang-orang terpilih, bukan dari audiens luas, yang dapat meningkatkan pengalaman personal pengguna.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/11/04/sora-is-now-available-on-android-in-the-us-canada-and-other-regions/
[1] https://techcrunch.com/2025/11/04/sora-is-now-available-on-android-in-the-us-canada-and-other-regions/
Analisis Ahli
Dr. Sarah Johnson, AI Ethics Researcher
"Sora harus memperhatikan etika dalam penggunaan AI, terutama dalam mengelola deepfake agar tidak merugikan individu dan masyarakat."
Michael Lee, Tech Industry Analyst
"Integrasi fitur sosial dan AI dalam aplikasi video pendek dapat merevolusi interaksi pengguna, tapi persaingan dengan platform besar akan sangat berat."
Analisis Kami
"Peluncuran Sora di Android adalah langkah strategis penting yang menunjukkan betapa cepatnya teknologi AI mulai mengubah cara kita membuat dan berbagi konten video. Namun, tanpa pengawasan yang ketat atas penyalahgunaan deepfake dan klarifikasi hak cipta, Sora bisa menghadapi tantangan hukum dan reputasi serius yang menghambat pertumbuhan jangka panjangnya."
Prediksi Kami
Dengan fitur dan perluasan ke pengguna Android, Sora kemungkinan akan mengalami lonjakan pengguna dan menjadi pesaing serius di pasar aplikasi video AI, namun harus terus memperkuat kebijakan dan teknologi keamanan untuk menangani konten yang tidak pantas dan hak cipta.