Courtesy of CNBCIndonesia
Kenapa Investor Pilih Singapura untuk Startup AI, Bukan Indonesia?
Memberikan gambaran tentang tren investasi pada startup AI di Asia Tenggara, khususnya favoritisme investor pada Singapura dibandingkan negara lain seperti Indonesia, serta menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika pendanaan ini.
13 Nov 2025, 18.15 WIB
34 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Singapura menjadi pusat investasi untuk startup AI di Asia Tenggara.
- Indonesia memiliki potensi pasar yang besar, namun investor lebih berhati-hati dalam berinvestasi.
- Startup AI menghadapi hambatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan startup teknologi konvensional.
Jakarta, Indonesia - Menurut laporan e-Conomy SEA 2025 dari Google, Temasek, dan Bain & Company, banyak investor di Asia Tenggara lebih memilih menanamkan modal ke startup AI di Singapura daripada negara lain. Hal ini disebabkan oleh ekosistem dan rekam jejak yang kuat di Singapura dalam membangun startup dengan fokus global.
Dalam laporan tersebut, 100% investor yakin bahwa pendanaan startup AI akan meningkat di Singapura, sementara hanya 50% yang optimis terhadap Indonesia. Singapura telah memiliki lebih dari 495 startup AI, jauh lebih banyak dibanding negara lain seperti Indonesia yang hanya memiliki sekitar 45 startup AI.
Faktor yang membedakan startup AI dengan startup teknologi biasa adalah kebutuhan modal yang sangat besar untuk daya komputasi dan capital expenditure yang berkelanjutan. Hal ini menjadi hambatan masuk bagi banyak startup terutama di negara yang belum memiliki infrastruktur kuat seperti Indonesia.
Data menunjukkan penurunan jumlah pendanaan startup di Indonesia sejak 2021. Pada tahun 2021 ada 649 pendanaan, tapi turun drastis menjadi hanya 20 pada paruh pertama 2025. Tren serupa juga terjadi di kawasan Asia Tenggara secara umum.
Meskipun demikian, para ahli memprediksi pendanaan akan mulai bergeser tidak hanya ke Singapura, tetapi juga mengalir ke pasar-pasar besar seperti Indonesia dengan fokus pada nuansa lokal. Ini diharapkan mendorong pertumbuhan yang lebih merata di kawasan ini.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251113174529-37-685041/laporan-baru-investor-lebih-percaya-tanam-duit-ke-startup-singapura
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251113174529-37-685041/laporan-baru-investor-lebih-percaya-tanam-duit-ke-startup-singapura
Analisis Ahli
Aadarsh Baijal
"Startup AI global akan banyak muncul di Singapura karena ekosistem yang kuat, namun nanti investasi akan mulai mengalir ke pasar besar seperti Indonesia dengan pendekatan lokal."
Veronica Utami
"Startup AI membutuhkan modal besar untuk infrastruktur komputasi tinggi, jadi barrier to entry lebih tinggi dibanding startup teknologi konvensional."
Analisis Kami
"Fokus investor pada Singapura menunjukkan pentingnya membangun ekosistem startup yang matang dan dukungan infrastruktur AI yang kuat. Indonesia perlu memperkuat ekosistemnya dan menyediakan insentif untuk menarik investor agar tidak kehilangan peluang pertumbuhan teknologi AI yang sangat strategis."
Prediksi Kami
Pendanaan startup AI akan terus terkonsentrasi di Singapura dalam waktu dekat, namun perlahan akan mulai mengalir ke pasar besar seperti Indonesia dengan pendekatan yang lebih lokal dan beragam sektor yang sedang berkembang.
Pertanyaan Terkait
Q
Mengapa banyak investor memilih untuk berinvestasi di startup AI di Singapura?A
Banyak investor percaya bahwa mereka dapat menemukan startup AI dengan fokus global di Singapura karena negara itu memiliki ekosistem yang sudah terbentuk.Q
Apa yang diharapkan Aadarsh Baijal terkait dengan pertumbuhan startup AI?A
Aadarsh Baijal berharap akan ada lebih banyak pendanaan yang keluar dari Singapura dan masuk ke pasar-pasar seperti Indonesia.Q
Bagaimana jumlah pendanaan di Indonesia dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya?A
Jumlah pendanaan di Indonesia mengalami penurunan sejak 2021, dengan hanya 20 pendanaan tercatat dalam enam bulan pertama tahun 2025.Q
Apa hambatan yang dihadapi oleh startup AI dibandingkan dengan startup teknologi konvensional?A
Startup AI membutuhkan daya komputasi yang tinggi dan capital expenditure yang besar, sehingga hambatan untuk masuk lebih tinggi.Q
Siapa yang menyampaikan analisis tentang tren investasi di sektor AI?A
Aadarsh Baijal adalah Senior Partner di Bain & Company yang memberikan analisis tentang tren investasi di sektor AI.