Courtesy of TechCrunch

Terungkap! Pendapatan dan Biaya Besar OpenAI yang Jadi Sorotan Dunia AI

Memberikan wawasan tentang kondisi keuangan OpenAI yang sebenarnya, terutama terkait pendapatan, biaya komputasi, dan hubungan keuangan dengan Microsoft, yang relevan untuk memahami keberlangsungan bisnis dan dampak investasi besar di industri AI.

15 Nov 2025, 07.47 WIB

79 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

OpenAI mengalami pertumbuhan pendapatan yang signifikan, tetapi juga memiliki biaya komputasi yang tinggi.
Microsoft dan OpenAI terlibat dalam kesepakatan bagi hasil yang saling menguntungkan, tetapi juga rumit.
Ada kekhawatiran bahwa OpenAI mungkin menghabiskan lebih banyak untuk biaya inference daripada pendapatannya.

Silicon Valley , Amerika Serikat - OpenAI baru-baru ini mendapat sorotan serius setelah dokumen bocoran menunjukkan detail tentang pendapatan dan biaya mereka yang besar. Microsoft, sebagai investor penting, menerima bagian dari pendapatan OpenAI, tetapi juga mengembalikan sebagian dari hasil layanan berbasis OpenAI seperti Bing dan Azure. Hubungan finansial ini rumit dan mengindikasikan saling ketergantungan antara OpenAI dan Microsoft.

Pendapatan OpenAI diperkirakan mencapai miliaran dolar, dengan estimasi minimal Rp 41.11 triliun ($2,5 miliar) untuk 2024 dan melonjak hingga lebih dari Rp 65.78 triliun ($4 miliar) pada tiga kuartal pertama 2025. Namun, CEO Sam Altman mengklaim pendapatan sebenarnya bisa jauh lebih tinggi dengan potensi mencapai Rp 328.90 triliun ($20 miliar) setahun pada akhir 2025 dan mungkin Rp 1.64 quadriliun ($100 miliar) pada 2027.

Meski pendapatan besar, OpenAI ternyata mengeluarkan uang yang sangat besar juga untuk menjalankan model AI-nya. Terutama biaya komputasi 'inference' yang digunakan saat model menghasilkan respon mencapai miliaran dolar, bahkan tampak lebih besar dari pendapatan mereka, yang menimbulkan kekhawatiran tentang profitabilitas perusahaan.

OpenAI bergantung pada layanan cloud Microsoft Azure untuk sebagian besar kebutuhan komputasi mereka, dengan beberapa kerjasama tambahan bersama CoreWeave, Oracle, AWS, dan Google Cloud. Namun, biaya ini tetap menjadi tantangan utama, terutama karena sebagian besar pengeluaran inference dibayar secara tunai, sementara pengeluaran pelatihan sebagian besar dengan kredit dari Microsoft.

Situasi finansial OpenAI yang kemungkinan masih merugi ini memunculkan pertanyaan besar tentang valuasi dan kestabilan investasi di sektor AI yang tengah booming. Jika perusahaan yang paling terkemuka sekalipun masih berjuang dengan biaya yang sangat tinggi, investor dan pengamat pun harus lebih hati-hati dalam melihat masa depan industri AI.

Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/11/14/leaked-documents-shed-light-into-how-much-openai-pays-microsoft/

Analisis Ahli

Kai-Fu Lee

"Biaya komputasi yang besar memang melekat pada industri AI, namun potensi nilai jangka panjang dari teknologi ini masih sangat besar jika OpenAI bisa menemukan model bisnis yang efisien dan berkelanjutan."

Andrew Ng

"Pengeluaran tinggi untuk inference mengindikasikan kebutuhan mendesak untuk inovasi dalam optimasi model dan efisiensi energi komputasi bagi perusahaan AI skala besar seperti OpenAI."

Analisis Kami

"Walaupun OpenAI menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang cepat, struktur biaya mereka yang sangat besar terutama di komputasi inference mengindikasikan model bisnis mereka belum sepenuhnya menguntungkan. Ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kelangsungan finansial perusahaan, dan bagaimana strategi mereka dalam menyeimbangkan pendapatan dengan pengeluaran komputasi akan berkembang ke depan."

Prediksi Kami

OpenAI kemungkinan akan terus menghadapi tekanan finansial yang besar meskipun pendapatannya naik, dan ini bisa memicu kesadaran investor untuk lebih berhati-hati dalam mendanai perusahaan AI dengan valuasi tinggi dalam jangka pendek hingga menengah.