
Courtesy of Forbes
Hati-Hati, Windows 10 Bisa Terpaksa Upgrade ke Windows 11 Tanpa Bisa Dibatalkan
Memberikan peringatan kepada pengguna Windows 10 yang belum terdaftar dalam program ESU untuk berhati-hati agar tidak secara tidak sengaja meng-upgrade ke Windows 11 tanpa opsi pembatalan, serta mendorong mereka untuk segera mendaftar ESU atau beralih ke Windows 11 demi keamanan sistem.
14 Des 2025, 23.40 WIB
34 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Microsoft tidak memaksa upgrade ke Windows 11, tetapi banyak pengguna dapat terjebak dalam upgrade tanpa sadar.
- Pengguna Windows 10 yang tidak terdaftar dalam ESU berisiko tinggi terhadap serangan keamanan.
- Penting untuk berhati-hati dalam memilih opsi pembaruan agar tidak terjebak dalam proses upgrade yang tidak diinginkan.
Redmond, Amerika Serikat - Microsoft menyatakan bahwa mereka tidak memaksa pengguna Windows 10 untuk beralih ke Windows 11. Namun, kenyataannya, ada situasi di mana upgrade ke Windows 11 bisa mulai terpasang tanpa disengaja jika pengguna salah mengklik opsi tertentu. Lebih buruknya, ketika proses upgrade dimulai, opsi untuk menghentikan atau menjeda pembaruan sering kali tidak tersedia, membuat pengguna tidak bisa membatalkan upgrade.
Masalah ini terjadi khusus pada PC Windows 10 yang tidak terdaftar dalam program Extended Security Updates (ESU). Pada sistem seperti ini, opsi untuk menjeda pembaruan selama 7 hari biasanya terlihat pudar dan tidak bisa digunakan. Biasanya, opsi ini hanya akan hilang jika pengguna sudah menggunakan fitur jeda berulang kali atau jika kebijakan organisasi membatasinya, sehingga keanehan ini menimbulkan kekhawatiran.
Bagi pengguna Windows 10 yang belum mengikuti program ESU tapi PC-nya mendukung Windows 11, sangat disarankan untuk segera upgrade karena risiko keamanan meningkat akibat banyaknya celah yang tak ditambal di versi Windows 10 yang tidak didukung. Program ESU sendiri sebenarnya bisa diperoleh secara gratis dan memberikan perpanjangan dukungan keamanan, sehingga tidak ada alasan untuk tidak mendaftar.
Microsoft juga mengubah tampilan antarmuka pembaruan. Opsi untuk mendaftar ESU yang biasanya ada di bawah tombol periksa pembaruan kini dipindahkan ke pojok kanan atas, dan digantikan oleh ajakan untuk mengunduh dan memasang Windows 11 versi terbaru. Hal ini tampak seperti upaya halus untuk mendorong pengguna dengan PC kompatibel supaya mengambil langkah upgrade ke Windows 11.
Saat ini masih ada sekitar 500 juta PC yang menjalankan Windows 10 dan berpotensi untuk meng-upgrade ke Windows 11. Banyak pengguna yang memilih tidak upgrade bukan karena kendala hardware. Karena itu, wajar jika Microsoft mencoba berbagai cara untuk mendorong migrasi ke Windows 11 demi keamanan dan dukungan yang lebih baik.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/zakdoffman/2025/12/14/do-not-click-microsoft-users-accidentally-upgrade-to-windows-11/
[1] https://www.forbes.com/sites/zakdoffman/2025/12/14/do-not-click-microsoft-users-accidentally-upgrade-to-windows-11/
Analisis Ahli
Paul Thurrott
"Kebijakan Microsoft ini memang berniat mendorong adopsi Windows 11, tapi sebaiknya Microsoft lebih transparan agar pengguna merasa memiliki kontrol dan tidak terpaksa."
Mary Jo Foley
"Memang terlihat seperti strategi halus untuk memaksa migrasi, namun keterbatasan opsi jeda buat pengguna biasa sangat mengkhawatirkan."
Analisis Kami
"Langkah Microsoft ini menunjukkan strategi agresif untuk mengurangi jumlah pengguna Windows 10 yang tidak lagi mendapatkan dukungan keamanan penuh, namun penerapan ini terasa memaksa dan berpotensi mengganggu pengalaman pengguna yang memilih tetap bertahan di Windows 10. Pengguna harus lebih waspada dan aktif mengelola opsi pembaruan mereka agar tidak terjebak upgrade yang tidak diinginkan yang sulit dibatalkan."
Prediksi Kami
Microsoft kemungkinan akan terus memperketat kebijakan pembaruan pada Windows 10 untuk memaksa lebih banyak pengguna beralih ke Windows 11 dalam waktu dekat demi memperkuat keamanan dan konsistensi platform.





