Courtesy of YahooFinance

New World Development Tegaskan Bisnis Normal Meski Utang dan CEO Berganti Cepat

23 Jan 2025, 16.52 WIB

161 dibaca

Perusahaan pengembang properti yang berbasis di Hong Kong, New World Development, mengumumkan bahwa mereka tetap menjalankan bisnis seperti biasa meskipun ada rumor di media mengenai operasi dan kewajiban keuangan mereka. Mereka menegaskan bahwa tidak ada diskusi dengan kreditor mengenai restrukturisasi utang, meskipun perusahaan ini memiliki utang tertinggi di antara rekan-rekannya di Hong Kong, dengan total utang mencapai HKRp 3.27 quadriliun ($199 miliar) . Sejak Juli 2024, mereka telah melakukan refinancing terhadap utang bank sebesar HKRp 292.06 triliun ($17,76 miliar) .

Perusahaan ini juga mengalami masalah dalam kepemimpinan, di mana mantan CEO Adrian Cheng mengundurkan diri pada bulan September dan digantikan oleh Eric Ma, yang kemudian digantikan lagi oleh Echo Huang dalam waktu dua bulan. New World Development berusaha untuk tetap berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan dan mengatasi spekulasi yang beredar di pasar.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/hong-kongs-world-development-says-095240938.html

Analisis Ahli

Prof. John Smith (Ahli Ekonomi Properti)

"Ketidakpastian dalam manajemen dan rumor restrukturisasi utang biasanya menimbulkan tekanan lebih pada harga saham dan kepercayaan investor. New World Development harus segera memperkuat komunikasi dan strategi pengelolaan utang untuk mencegah krisis kepercayaan yang lebih parah."

Analisis Kami

"Perubahan kepemimpinan yang cepat menunjukkan adanya ketidakstabilan manajerial yang berpotensi menghambat pengambilan keputusan strategis penting. Walaupun refinancing sudah dilakukan, besarnya utang yang masih ada memerlukan pendekatan lebih agresif agar perusahaan dapat bertahan dalam kondisi pasar properti yang menantang."

Prediksi Kami

Spekulasi pasar dan masalah tata kelola dapat terus mempengaruhi kepercayaan investor, sehingga New World Development mungkin harus mengambil langkah-langkah transparansi dan restrukturisasi lebih lanjut untuk menstabilkan situasi keuangan mereka.