Artikel - UBS mencatatkan laba kuartal ketiga yang kuat, hampir dua kali lipat dari perkiraan.

UBS Group, bank terbesar di Swiss, melaporkan keuntungan bersih sebesar Rp 23.02 triliun ($1,4 miliar) pada kuartal ketiga tahun ini, jauh lebih tinggi dari perkiraan analis yang hanya Rp 12.17 triliun ($740 juta) . Pendapatan UBS juga mencapai Rp 202.27 triliun ($12,3 miliar) , melebihi ekspektasi yang sebesar Rp 189.12 triliun ($11,5 miliar) . CEO UBS, Sergio Ermotti, menyatakan bahwa mereka berhasil mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan, terutama di wilayah Amerika dan Asia-Pasifik. UBS juga telah menyelesaikan gelombang pertama migrasi klien dari Credit Suisse, bank yang mereka akuisisi tahun lalu.

Meskipun UBS menunjukkan kinerja yang baik, ada ketidakpastian di pasar akibat konflik geopolitik dan pemilihan mendatang di AS yang dapat mempengaruhi perilaku investor. Pemerintah Swiss juga menginginkan UBS untuk memiliki lebih banyak modal guna mencegah kemungkinan kebangkrutan seperti yang dialami Credit Suisse. UBS dan lobi perbankan di negara itu khawatir bahwa regulasi yang ketat dapat mengurangi daya saing sektor perbankan.

Sumber: https://www.reuters.com/business/finance/ubs-posts-bigger-than-expected-net-profit-third-quarter-2024-10-30/

UBS mencatatkan laba kuartal ketiga yang kuat, hampir dua kali lipat dari perkiraan.

Artikel Serupa

CEO UBS kembali menyoroti aturan modal Swiss, membuat saham tertekan.

Kebutuhan modal yang lebih tinggi untuk UBS akan meningkatkan biaya bagi yang lain, kata CEO.

Jaminan status implisit untuk UBS bernilai miliaran, kata studi.

Mantan menteri keuangan Swiss memperingatkan tentang ukuran UBS yang diperbesar, kata surat kabar.

Kepala UBS memperingatkan tentang regulasi perbankan yang berlebihan menjelang perombakan.

Persyaratan modal UBS harus proporsional, kata menteri.

Kepala UBS, Ermotti, menyoroti tantangan migrasi klien Credit Suisse.