Pencegahan pandemi: Ilmuwan MIT membangun vaksin untuk menghentikan wabah global berikutnya.
Courtesy of InterestingEngineering

Rangkuman Berita: Pencegahan pandemi: Ilmuwan MIT membangun vaksin untuk menghentikan wabah global berikutnya.

InterestingEngineering
DariĀ InterestingEngineering
24 Januari 2025 pukul 07.09 WIB
139 dibaca
Share
Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan California Institute of Technology (Caltech) telah mengembangkan vaksin baru yang dapat melindungi dari varian baru virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, serta virus corona terkait yang dikenal sebagai sarbecovirus. Vaksin ini menggunakan teknik imunologi canggih dan model komputasi, dengan nanopartikel sebagai dasar desainnya. Vaksin ini menggabungkan hingga delapan versi protein pengikat reseptor (RBD) dari sarbecovirus, yang membantu menghasilkan antibodi yang menargetkan bagian RBD yang stabil dan tidak mudah bermutasi. Hal ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih luas dan berkelanjutan terhadap berbagai jenis sarbecovirus.
Hasil awal dari studi hewan menunjukkan bahwa vaksin ini dapat memicu respons antibodi yang kuat terhadap berbagai varian SARS-CoV-2 dan memberikan perlindungan saat hewan terpapar virus tersebut. Penelitian ini juga melibatkan pendekatan komputasi untuk menemukan kombinasi RBD yang dapat menghasilkan respons antibodi yang lebih baik. Dengan terus melakukan penelitian dan inovasi dalam pengembangan vaksin, para ilmuwan berharap dapat menghadapi ancaman virus yang terus berkembang di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan utama penelitian vaksin yang dilakukan oleh MIT dan Caltech?
A
Tujuan utama penelitian vaksin adalah untuk mengembangkan vaksin yang dapat melindungi terhadap varian baru SARS-CoV-2 dan virus corona terkait lainnya.
Q
Bagaimana cara kerja vaksin baru yang dikembangkan oleh para peneliti?
A
Vaksin baru bekerja dengan menggunakan nanopartikel yang menampilkan berbagai versi protein RBD dari sarbecovirus untuk merangsang produksi antibodi yang menargetkan daerah stabil.
Q
Apa yang membedakan vaksin ini dari vaksin COVID-19 yang ada saat ini?
A
Vaksin ini berbeda karena menargetkan daerah RBD yang lebih stabil dan kurang rentan terhadap mutasi, dibandingkan dengan vaksin COVID-19 yang ada yang menargetkan daerah yang lebih bervariasi.
Q
Siapa saja peneliti utama yang terlibat dalam studi ini?
A
Peneliti utama yang terlibat dalam studi ini termasuk Arup K. Chakraborty, Pamela Bjorkman, Eric Wang, Alexander Cohen, dan Luis Caldera.
Q
Mengapa penting untuk mengembangkan vaksin yang dapat melindungi terhadap varian baru?
A
Penting untuk mengembangkan vaksin yang dapat melindungi terhadap varian baru agar dapat mencegah potensi wabah di masa depan dan menjaga kesehatan masyarakat global.

Rangkuman Berita Serupa

Para ilmuwan menciptakan senjata antikanker kecil yang membuat tumor menghancurkan dirinya sendiri.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
89 dibaca

Para ilmuwan menciptakan senjata antikanker kecil yang membuat tumor menghancurkan dirinya sendiri.

100% keberhasilan melawan racun ular kobra mematikan dicapai oleh antitoksin AI pemenang Nobel.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
83 dibaca

100% keberhasilan melawan racun ular kobra mematikan dicapai oleh antitoksin AI pemenang Nobel.

Apa yang akan dilakukan virus selanjutnya? AI membantu ilmuwan memprediksi evolusinya.NatureMagazine
Teknologi
3 bulan lalu
155 dibaca

Apa yang akan dilakukan virus selanjutnya? AI membantu ilmuwan memprediksi evolusinya.

Covid-19 Berusia Lima Tahun: Melihat Kembali dan Melihat ke DepanForbes
Sains
4 bulan lalu
195 dibaca

Covid-19 Berusia Lima Tahun: Melihat Kembali dan Melihat ke Depan

Vaksin seperti krim? Ilmuwan AS mengembangkan vaksin topikal menggunakan bakteri kulit.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
89 dibaca

Vaksin seperti krim? Ilmuwan AS mengembangkan vaksin topikal menggunakan bakteri kulit.

Ilmuwan AS mengubah bakteri kulit menjadi vaksin topikal, melindungi tikus dari tetanus.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
138 dibaca

Ilmuwan AS mengubah bakteri kulit menjadi vaksin topikal, melindungi tikus dari tetanus.