Courtesy of YahooFinance

Harga Emas Naik karena Ancaman Tarif Trump dan Tekanan Pemangkasan Suku Bunga

24 Jan 2025, 07.27 WIB

42 dibaca

Harga emas tetap tinggi, mendekati level tertinggi sejak Oktober, karena para pedagang mempertimbangkan ancaman tarif terbaru dari Presiden Donald Trump terhadap Eropa dan keinginannya untuk menurunkan suku bunga. Emas diperdagangkan sekitar Rp 45.29 juta ($2,754) per ons dan diperkirakan akan mengalami kenaikan mingguan sekitar 2%. Permintaan akan emas meningkat karena ketidakpastian mengenai ekonomi global di bawah pemerintahan baru AS. Trump menyatakan niatnya untuk mengenakan tarif impor pada Eropa dan negara-negara lain, yang membuat banyak orang khawatir tentang reaksi pemerintah lain.

Selain itu, Trump juga meminta penurunan suku bunga di AS, yang biasanya akan mendukung harga logam berharga seperti emas. Namun, para pedagang tetap berhati-hati karena keputusan suku bunga diambil oleh Federal Reserve. Emas telah mencetak rekor tahun lalu karena penurunan suku bunga, ketegangan geopolitik, dan pembelian oleh bank sentral. Saat ini, para pedagang juga memperhatikan agenda domestik Trump, termasuk rencana pemotongan pajak dan perubahan imigrasi, yang dapat mempengaruhi keuangan negara dan memicu inflasi.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/gold-tracks-weekly-gain-tariff-002705934.html

Analisis Kami

"Kebijakan proteksionis Trump sebenarnya menciptakan ketidakpastian yang membuat investor berlindung ke emas sebagai aset aman. Namun, tekanan pada Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga secara drastis menunjukkan adanya risiko ekonomi yang lebih dalam dan potensi inflasi yang dapat memperumit pengelolaan ekonomi AS ke depan."

Analisis Ahli

Janet Yellen

"Kebijakan tarif yang agresif bisa memperlambat pertumbuhan global dan memengaruhi keputusan Federal Reserve dalam kebijakan suku bunga."

Mohamed El-Erian

"Emas tetap menjadi aset penting dalam portofolio di tengah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan moneter yang tidak stabil."

Prediksi Kami

Ketegangan perdagangan dan kebijakan penurunan suku bunga dari AS kemungkinan akan terus menopang harga emas dan menyebabkan volatilitas di pasar keuangan global.