Courtesy of Forbes

Dampak Pelarangan TikTok AS: Domino Sensor Digital dan Risiko Keamanan

24 Jan 2025, 14.04 WIB

225 dibaca

Baru-baru ini, banyak pengguna TikTok di Amerika Serikat mengalami masalah besar setelah adanya larangan yang tiba-tiba dan kemudian dicabut dalam waktu kurang dari 24 jam. Meskipun larangan itu tidak lagi berlaku, pengguna kini menghadapi masalah keamanan karena TikTok tidak dapat diperbarui atau diinstal ulang dari toko aplikasi. Jika ada kerentanan dalam aplikasi, pengguna tidak akan bisa mendapatkan perbaikan, yang bisa menjadi masalah serius bagi mereka yang menggunakan TikTok. Selain itu, TikTok juga memblokir akses bagi pengguna dengan akun yang terdaftar di AS, bahkan jika mereka berada di luar negeri, membuat penggunaan VPN untuk mengakses aplikasi ini menjadi tidak efektif.

Masalah ini tidak hanya berdampak pada pengguna di AS, tetapi juga bisa mempengaruhi pengguna di negara lain yang bergantung pada VPN untuk mengakses media sosial. Dengan cara TikTok menerapkan larangan ini, ada kekhawatiran bahwa negara-negara lain, seperti China dan Rusia, mungkin akan mengikuti jejak ini untuk mengontrol akses ke konten digital. Ini menunjukkan bahwa kontrol terhadap aplikasi dan media sosial bisa menjadi lebih ketat di masa depan, yang bisa menjadi mimpi buruk bagi banyak pengguna di seluruh dunia.

Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/zakdoffman/2025/01/24/tiktok-ban-a-new-nightmare-for-iphone-android-users-is-coming-true/

Analisis Kami

"Pendekatan TikTok ini menunjukkan bagaimana perusahaan bisa dan memang harus siap untuk patuh pada aturan negara saat menghadapi tekanan politik dan hukum yang besar. Namun, hal ini juga membuka jalan bagi teknologi sensor yang semakin agresif, yang mungkin mengancam kebebasan digital dalam jangka panjang jika tidak disertai regulasi yang bijaksana."

Analisis Ahli

Jake Moore

"Pelarangan TikTok yang dilakukan dengan mematikan infrastruktur backend dan memblokir berdasarkan data akun dan SIM adalah metode yang sangat efektif dan menandai era baru dalam pengendalian akses konten digital secara total."

Prediksi Kami

Negara-negara dengan kebijakan sensor ketat seperti China, Rusia, dan beberapa negara Timur Tengah kemungkinan akan meniru metode pemblokiran ini, memperketat kontrol atas akses aplikasi dan konten digital secara lebih efektif di masa depan.