Courtesy of YahooFinance

Harga Minyak Turun Saat Trump Tekan OPEC+ dan Sanksi Rusia Perketat Pasar

25 Jan 2025, 03.33 WIB

146 dibaca

Minyak mengalami penurunan mingguan pertama tahun ini setelah Presiden Donald Trump mengancam akan memicu perang dagang dan meminta OPEC+ untuk menurunkan harga minyak. Harga minyak West Texas Intermediate stabil di atas Rp 1.22 juta ($74) per barel setelah mengalami fluktuasi. Penurunan harga minyak ini juga dipengaruhi oleh pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang terbuka untuk berdiskusi mengenai Ukraina dan harga minyak dengan Trump. Sanksi yang baru-baru ini diterapkan oleh AS terhadap minyak Rusia telah memperketat pasar global, dan jika sanksi tersebut dilonggarkan, pasokan minyak mungkin akan meningkat.

Trump berusaha menurunkan harga minyak agar konsumen membayar lebih sedikit untuk bensin, tetapi juga ingin produsen, terutama dari AS, tetap memproduksi minyak. Meskipun harga minyak turun 4,1% minggu ini, harga tersebut masih lebih tinggi dibandingkan awal tahun, terutama karena cuaca dingin di belahan bumi utara dan sanksi terhadap Rusia. Salah satu langkah Trump adalah mendeklarasikan keadaan darurat energi nasional untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/oil-set-first-weekly-drop-234011339.html

Analisis Kami

"Tekanan Trump terhadap OPEC+ dan kebijakan proteksionisnya menciptakan ketidakpastian pasar minyak yang dapat menghambat investasi jangka panjang. Sanksi terhadap Rusia memang memperketat pasokan, tetapi pendekatan Trump yang tidak konsisten justru memperburuk volatilitas harga minyak di pasar global."

Analisis Ahli

Nadia Martin Wiggen

"Trump menginginkan harga minyak lebih rendah agar konsumen mendapatkan bahan bakar yang lebih murah, namun tetap ingin menjaga produksi, terutama di sektor minyak AS, yang menempatkannya dalam dilema sulit."

Prediksi Kami

Harga minyak kemungkinan akan tetap bergejolak dalam jangka pendek dengan tekanan dari kebijakan pemerintah AS dan perkembangan geopolitik terkait perang di Ukraina serta sanksi terhadap Rusia.