Courtesy of Forbes
Tantangan Besar Limbah Tekstil: Bahasa Ekonomi Sirkular untuk Menyelamatkan Bumi
25 Jan 2025, 06.34 WIB
139 dibaca
Share
Penelitian menunjukkan bahwa industri fashion saat ini menghasilkan dan membuang pakaian dalam jumlah yang sangat besar, dengan sekitar 80 hingga 150 miliar item pakaian diproduksi setiap tahun. Rata-rata orang membeli 60% lebih banyak pakaian dibandingkan 15 tahun lalu, tetapi setiap item hanya digunakan selama setengah waktu. Produksi tekstil memerlukan banyak air, dan industri fashion mengonsumsi lebih banyak air dibandingkan hampir semua industri lainnya. Selain itu, sebagian besar serat yang digunakan dalam pakaian adalah sintetis, seperti polyester, yang berasal dari bahan baku fosil dan berkontribusi pada emisi karbon yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Yassie Samie dan timnya menunjukkan bahwa banyak pakaian yang dibuang tidak dikelola dengan baik, dan sebagian besar disalurkan ke negara-negara miskin, yang menyebabkan masalah lingkungan di sana. Mereka menyarankan agar kita lebih fokus pada pengurangan dan penolakan untuk membeli barang baru, serta meningkatkan inisiatif lokal untuk mendaur ulang dan memperbaiki pakaian. Dengan adanya kebijakan baru di Uni Eropa yang mengharuskan pengumpulan tekstil bekas, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah limbah tekstil ini dan mendorong tindakan lebih lanjut di negara lain.
--------------------
Analisis Kami: Industri fesyen yang tidak terkendali ini sudah melewati batas toleransi lingkungan dan sosial yang aman; tanpa regulasi ketat dan perubahan gaya hidup konsumen secara radikal, kerusakan akan semakin parah. Fokus pada pengurangan konsumsi dan pengelolaan limbah yang terorganisir melalui pendekatan ekonomi sirkular adalah kunci untuk menyelamatkan planet kita.
--------------------
Analisis Ahli:
Dr Yassie Samie: Pengelolaan limbah tekstil tidak diatur dan bergantung pada organisasi amal, yang sekarang kewalahan dengan donasi berkualitas rendah dan ekspor limbah ke negara berkembang. Solusi harus melibatkan tindakan pemerintah kota yang serius dan model bisnis baru yang mendukung ekonomi sirkular dan pengurangan konsumsi.
--------------------
What's Next: Jika tidak ada tindakan nyata segera, emisi karbon dari industri fesyen akan terus meningkat tajam hingga menyumbang lebih dari seperempat emisi global pada tahun 2050, serta permasalahan limbah tekstil akan semakin membebani lingkungan dan negara-negara berkembang.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/lauriewinkless/2025/01/24/wealthy-cities-are-generating-and-exporting-mountains-of-textile-waste/
[1] https://www.forbes.com/sites/lauriewinkless/2025/01/24/wealthy-cities-are-generating-and-exporting-mountains-of-textile-waste/
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan fast fashion?A
Fast fashion adalah model bisnis dalam industri mode yang memproduksi pakaian dengan cepat dan murah, sering kali dengan dampak lingkungan yang besar.Q
Mengapa limbah tekstil menjadi masalah di kota-kota kaya?A
Limbah tekstil menjadi masalah karena banyaknya pakaian yang dibeli dan dibuang oleh konsumen, serta kurangnya pengelolaan yang efektif di kota-kota kaya.Q
Apa yang ditemukan oleh Dr. Yassie Samie dalam penelitiannya?A
Dr. Yassie Samie menemukan bahwa pengumpulan dan penyortiran limbah tekstil pasca-konsumen di kota-kota kaya sebagian besar dikelola oleh lembaga amal dan penjual komersial.Q
Bagaimana Uni Eropa berencana menangani limbah tekstil?A
Uni Eropa berencana untuk meluncurkan layanan pengumpulan khusus untuk tekstil bekas mulai tahun 2025, yang diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan limbah tekstil.Q
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari industri mode?A
Untuk mengurangi dampak negatif dari industri mode, penting untuk fokus pada pengurangan konsumsi, mendukung daur ulang, dan meningkatkan kesadaran tentang ekonomi sirkular.