Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Dampak Mikrogravitasi Terhadap Mata Astronot di Stasiun Luar Angkasa
Courtesy of InterestingEngineering
Sains
Astronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa

Dampak Mikrogravitasi Terhadap Mata Astronot di Stasiun Luar Angkasa

26 Jan 2025, 00.06 WIB
278 dibaca
Share
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat gravitasi rendah di luar angkasa dapat menyebabkan perubahan signifikan pada mata dan penglihatan astronaut setelah enam hingga dua belas bulan berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Sekitar 70% astronaut mengalami sindrom neuro-okular terkait penerbangan luar angkasa (SANS), yang dapat menyebabkan penurunan kekakuan mata, tekanan intraokular, dan amplitudo denyut mata. Penelitian ini melibatkan 13 astronaut dari berbagai negara, dan hasilnya menunjukkan bahwa perubahan ini dapat menyebabkan gejala seperti ukuran mata yang berkurang dan pembengkakan saraf optik.
Baca juga: Sel Sperma Tikus Tetap Sehat Setelah Enam Bulan di Stasiun Luar Angkasa
Meskipun perubahan ini tidak menjadi masalah besar untuk misi jangka pendek, para peneliti tetap khawatir tentang risiko misi yang lebih lama, seperti perjalanan ke Mars. Setelah kembali ke Bumi, sebagian besar astronaut mengalami pemulihan normal, dan kacamata korektif sering kali cukup untuk mengatasi gejala yang muncul. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak jangka panjang dari paparan mikrogravitasi terhadap kesehatan mata, dan para ilmuwan berharap dapat menggunakan data dari NASA untuk memperdalam penelitian ini.
--------------------
Analisis Kami: Perubahan biomekanis pada mata akibat paparan mikrogravitasi menandai tantangan serius bagi kesehatan astronot yang mungkin terabaikan selama ini. Jika tidak segera ditangani dengan baik, hal ini bisa menjadi penghambat utama untuk eksplorasi luar angkasa jangka panjang terutama misi ke Mars yang memerlukan durasi tinggal lebih lama di lingkungan tanpa gravitasi.
--------------------
Analisis Ahli:
Santiago Costantino: Perubahan mekanis pada mata dapat diprediksi dan dipantau menggunakan teknologi pencitraan canggih, yang memungkinkan intervensi lebih dini terhadap SANS dan mitigasi risiko jangka panjang.
NASA Medical Researcher: Pemahaman lebih mendalam tentang SANS secara khusus sangat penting untuk merancang sistem perlindungan mata dan kebijakan keselamatan bagi astronot dalam misi luar angkasa yang akan datang.
--------------------
Baca juga: NASA dan Google Kembangkan Asisten Medis AI untuk Astronot di Luar Angkasa
What's Next: Dalam beberapa tahun ke depan, penelitian lebih lanjut dan data dari NASA akan membuka jalan bagi pengembangan solusi pencegahan dan terapi untuk mengatasi perubahan mata akibat paparan mikrogravitasi yang berkepanjangan, terutama untuk misi antarplanet yang lebih lama.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/space/long-term-space-missions-astronauts-eyesight

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang ditemukan oleh Santiago Costantino dalam penelitiannya?
A
Santiago Costantino menemukan bahwa lebih dari 70% astronot mengalami sindrom neuro-okular terkait penerbangan luar angkasa.
Q
Berapa persen astronot yang terpengaruh oleh sindrom neuro-okular terkait penerbangan luar angkasa?
A
Sekitar 70 persen astronot yang berada di ISS terpengaruh oleh sindrom tersebut.
Q
Apa saja faktor yang dianalisis dalam penelitian ini?
A
Faktor yang dianalisis termasuk kekakuan okular, tekanan intraokular, dan amplitudo denyut okular.
Q
Mengapa perubahan pada mata astronot menjadi perhatian untuk misi jangka panjang?
A
Perubahan pada mata astronot menjadi perhatian karena efek jangka panjang dari mikrogravitasi masih belum jelas, terutama untuk misi ke Mars.
Q
Apa yang diharapkan oleh peneliti dari data NASA selanjutnya?
A
Peneliti berharap data NASA selanjutnya dapat membantu memperdalam penelitian tentang perubahan mekanis pada mata astronot.

Artikel Serupa

SpaceX dan NASA Kembalikan Teknologi dan Pendidikan dari Stasiun Luar Angkasa
SpaceX dan NASA Kembalikan Teknologi dan Pendidikan dari Stasiun Luar Angkasa
Dari InterestingEngineering
Bahaya Debu Mars: Ancaman Kesehatan dan Peralatan dalam Eksplorasi Mars
Bahaya Debu Mars: Ancaman Kesehatan dan Peralatan dalam Eksplorasi Mars
Dari InterestingEngineering
Astronot Sunita Williams dan Butch Wilmore Kembali Setelah Misi 9 Bulan di ISS
Astronot Sunita Williams dan Butch Wilmore Kembali Setelah Misi 9 Bulan di ISS
Dari InterestingEngineering
Gas Rumah Kaca Membuat Orbit Satelit Menyusut dan Berisiko Penuh Sampah Antariksa
Gas Rumah Kaca Membuat Orbit Satelit Menyusut dan Berisiko Penuh Sampah Antariksa
Dari InterestingEngineering
John McFall: Astronot Pertama dengan Disabilitas untuk Misi Lama di ISS
John McFall: Astronot Pertama dengan Disabilitas untuk Misi Lama di ISS
Dari InterestingEngineering
Bagaimana AI dan BCI Membantu Astronot Menjelajah Luar Angkasa dengan Lebih Baik
Bagaimana AI dan BCI Membantu Astronot Menjelajah Luar Angkasa dengan Lebih Baik
Dari Forbes
SpaceX dan NASA Kembalikan Teknologi dan Pendidikan dari Stasiun Luar AngkasaInterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
76 dibaca

SpaceX dan NASA Kembalikan Teknologi dan Pendidikan dari Stasiun Luar Angkasa

Bahaya Debu Mars: Ancaman Kesehatan dan Peralatan dalam Eksplorasi MarsInterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
66 dibaca

Bahaya Debu Mars: Ancaman Kesehatan dan Peralatan dalam Eksplorasi Mars

Astronot Sunita Williams dan Butch Wilmore Kembali Setelah Misi 9 Bulan di ISSInterestingEngineering
Sains
5 bulan lalu
86 dibaca

Astronot Sunita Williams dan Butch Wilmore Kembali Setelah Misi 9 Bulan di ISS

Gas Rumah Kaca Membuat Orbit Satelit Menyusut dan Berisiko Penuh Sampah AntariksaInterestingEngineering
Sains
5 bulan lalu
83 dibaca

Gas Rumah Kaca Membuat Orbit Satelit Menyusut dan Berisiko Penuh Sampah Antariksa

John McFall: Astronot Pertama dengan Disabilitas untuk Misi Lama di ISSInterestingEngineering
Sains
6 bulan lalu
145 dibaca

John McFall: Astronot Pertama dengan Disabilitas untuk Misi Lama di ISS

Bagaimana AI dan BCI Membantu Astronot Menjelajah Luar Angkasa dengan Lebih BaikForbes
Teknologi
6 bulan lalu
130 dibaca

Bagaimana AI dan BCI Membantu Astronot Menjelajah Luar Angkasa dengan Lebih Baik