Courtesy of YahooFinance

Pasar Global Tertekan Peluncuran AI China dan Kebijakan Tarif Trump

27 Jan 2025, 09.59 WIB

183 dibaca

Pada hari Senin, pasar saham di AS dan Asia, kecuali China, mengalami penurunan setelah peluncuran model kecerdasan buatan (AI) gratis dari perusahaan China, DeepSeek, yang bersaing dengan ChatGPT dari OpenAI. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang dominasi teknologi AS. Sementara itu, dolar AS menguat setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif dan sanksi terhadap Kolombia. Indeks saham di Jepang, Selandia Baru, dan Singapura juga mengalami penurunan, meskipun indeks Hang Seng di Hong Kong mengalami kenaikan.

Di sisi lain, harga minyak mentah dan emas juga mengalami penurunan setelah Trump meminta OPEC untuk menurunkan harga minyak. Pasar sedang menunggu keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa, sementara beberapa bursa saham di Asia tutup untuk merayakan tahun baru lunar. Secara keseluruhan, situasi ini menunjukkan ketidakpastian di pasar global yang dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan dan perkembangan teknologi.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/asia-equities-slide-us-stock-025901841.html

Analisis Kami

"Peluncuran model AI open-source dari DeepSeek menunjukan bahwa China semakin serius dalam perlombaan teknologi yang bisa mengancam dominasi AS, mendorong ketidakpastian di pasar teknologi dan saham terkait. Sementara itu, kebijakan tarif Trump yang berubah-ubah mencerminkan kesadaran bahwa perang dagang harus ditangani dengan hati-hati agar tidak memperburuk inflasi dan melukai ekonomi domestik AS."

Analisis Ahli

Yeap Jun Rong

"Peluncuran DeepSeek menggugah kekhawatiran atas dominasi teknologi AS dan menempatkan penilaian saham teknologi dalam pengawasan ketat."

Naka Matsuzawa

"Kekuatan dolar akibat kekhawatiran tarif diperkirakan sementara karena Trump cenderung mengambil sikap lebih realistis untuk menghindari dampak besar terhadap inflasi."

Prediksi Kami

Ketegangan perdagangan dan inovasi teknologi AI akan terus mempengaruhi volatilitas pasar keuangan global, namun pemerintah AS kemungkinan akan mengambil pendekatan lebih berhati-hati terhadap tarif untuk menghindari tekanan inflasi.