Courtesy of YahooFinance
Perlambatan Aktivitas Manufaktur China Sebelum Imlek, Stimulus Lebih Diperlukan
27 Jan 2025, 10.03 WIB
178 dibaca
Share
Aktivitas pabrik di China mengalami penurunan yang tidak terduga menjelang liburan Tahun Baru Imlek, menunjukkan bahwa stimulus fiskal yang lebih kuat diperlukan meskipun sudah ada upaya stimulus sebelumnya. Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi turun menjadi 49,1, yang merupakan angka terendah sejak Agustus, dan di bawah perkiraan para ekonom. Sektor non-manufaktur juga menunjukkan penurunan, dengan indeksnya berada di 50,2, hanya sedikit di atas angka yang memisahkan pertumbuhan dan kontraksi. Para ekonom mengindikasikan bahwa penurunan ini lebih parah dari yang diperkirakan, menandakan bahwa ekonomi China masih jauh dari pemulihan.
Meskipun China berhasil mencapai target pertumbuhan resmi sebesar 5% tahun lalu, pemulihan ekonomi tidak merata. Sektor manufaktur kadang-kadang menunjukkan kinerja yang baik, tetapi konsumsi masyarakat tertekan oleh pasar kerja yang lemah dan krisis real estat yang berkepanjangan. Selain itu, surplus perdagangan China meningkat mendekati Rp 16.45 quadriliun ($1 triliun) , yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan mitra dagang, termasuk Uni Eropa, yang menuduh China membangun kapasitas berlebih di industrinya melalui subsidi negara.
--------------------
Analisis Kami: Perlambatan signifikan ini menegaskan bahwa stimulus sebelumnya belum cukup efektif untuk memacu pemulihan ekonomi yang seimbang di China. Jika kebijakan fiskal dan moneter tidak segera diperkuat, risiko pelemahan lebih dalam pada ekspor dan konsumsi domestik bisa berlanjut, menimbulkan dampak negatif luas pada ekonomi global.
--------------------
Analisis Ahli:
Raymond Yeung: Ekonomi China masih jauh dari pemulihan dan kebijakan fiskal serta moneter tambahan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan.
Zhiwei Zhang: Penurunan aktivitas manufaktur bukan hanya karena libur Tahun Baru Imlek tapi juga karena dampak ketidakpastian tarif dan permintaan ekspor yang melemah.
Chang Shu dan Eric Zhu: Data awal tahun 2025 menunjukkan momentum pertumbuhan yang melemah walaupun ada stimulus yang intensif di akhir tahun sebelumnya.
--------------------
What's Next: China kemungkinan akan memperkuat stimulus fiskal dan kebijakan moneter seperti pemotongan rasio cadangan wajib bank untuk menangani perlambatan ekonomi, khususnya guna mendorong permintaan domestik dan industri manufaktur.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/china-economy-loses-momentum-ahead-030352684.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/china-economy-loses-momentum-ahead-030352684.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan aktivitas pabrik di Tiongkok menjelang liburan Tahun Baru?A
Aktivitas pabrik di Tiongkok melambat menjelang liburan Tahun Baru, dengan indeks PMI turun ke 49.1.Q
Mengapa diperlukan stimulus fiskal yang lebih kuat di Tiongkok?A
Stimulus fiskal yang lebih kuat diperlukan karena tanda-tanda kelemahan dalam permintaan domestik dan tantangan perdagangan yang meningkat.Q
Apa yang ditunjukkan oleh indeks PMI tentang kesehatan ekonomi Tiongkok?A
Indeks PMI menunjukkan bahwa sektor manufaktur dan non-manufaktur mengalami penurunan, menandakan perlunya perhatian lebih pada ekonomi.Q
Bagaimana dampak kebijakan tarif AS terhadap ekspor Tiongkok?A
Kebijakan tarif AS dapat mengurangi ekspor Tiongkok dan menambah biaya bagi produsen yang sudah menghadapi tekanan harga.Q
Siapa yang memberikan analisis tentang perlunya kebijakan fiskal yang lebih kuat?A
Raymond Yeung memberikan analisis tentang perlunya kebijakan fiskal yang lebih kuat untuk mendukung ekonomi Tiongkok.