Courtesy of YahooFinance

Shell Alami Penurunan Laba Kuartal IV 2024, Fokus Kembali ke Minyak dan Gas

30 Jan 2025, 14.05 WIB

134 dibaca

Shell melaporkan keuntungan yang lebih kecil pada kuartal keempat tahun lalu, yaitu sebesar Rp 60.19 triliun ($3.66 miliar) , turun dari Rp 120.21 triliun ($7.31 miliar) pada tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh margin penyulingan yang lebih rendah dan perdagangan gas alam cair (LNG) yang menurun. Meskipun demikian, perusahaan ini berencana untuk membeli kembali saham senilai Rp 57.56 triliun ($3.5 miliar) .

Sejak menjabat sebagai CEO dua tahun lalu, Wael Sawan telah fokus pada pengurangan biaya dan mengarahkan Shell ke sektor-sektor yang paling menguntungkan, seperti minyak, gas, dan biofuel, serta menjauh dari pembangkit listrik terbarukan. Banyak perusahaan minyak dan gas besar di dunia juga mengalami penurunan keuntungan pada tahun 2024 setelah mencatatkan pendapatan yang tinggi dalam dua tahun sebelumnya, karena harga energi yang stabil dan permintaan minyak global yang melemah.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/shells-q4-profit-falls-3-070548625.html

Analisis Ahli

Daniel Yergin

"Penurunan laba perusahaan minyak besar seperti Shell mencerminkan perubahan fundamental dalam pasar energi global yang menuntut adaptasi cepat dan penyesuaian strategi portofolio perusahaan."

Fatih Birol

"Strategi Shell untuk fokus kembali ke minyak dan gas memang pragmatis dalam jangka pendek, namun transisi energi harus tetap diutamakan agar bisnis dapat berkelanjutan di masa depan."

Analisis Kami

"Strategi Shell yang kembali menaruh fokus pada minyak dan gas adalah langkah konservatif yang realistis mengingat kondisi pasar saat ini, meskipun bisa menghambat transformasi energi jangka panjang. Pengumuman pembelian kembali saham juga menunjukkan bahwa perusahaan percaya pada stabilitas jangka pendek, namun risiko jangka panjang dari perubahan industri tetap ada."

Prediksi Kami

Shell kemungkinan akan terus mengurangi investasi di energi terbarukan dan fokus pada minyak dan gas untuk menjaga profitabilitas, sambil mungkin menghadapi tekanan dari pergeseran pasar energi global dan kebijakan iklim.