2 Alasan di Balik 'Efek Boomerang' Setelah Putus—Oleh Seorang Psikolog
Courtesy of Forbes

Rangkuman Berita: 2 Alasan di Balik 'Efek Boomerang' Setelah Putus—Oleh Seorang Psikolog

Forbes
Dari Forbes
07 Februari 2025 pukul 21.15 WIB
90 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Efek boomerang dapat membuat seseorang sulit untuk move on setelah perpisahan.
  • Kepercayaan takdir dan kesesuaian pasangan berperan besar dalam perilaku pelacakan pasca hubungan.
  • Mengadopsi pola pikir pertumbuhan dapat membantu individu lebih mudah menerima perpisahan dan melanjutkan hidup.
Setelah putus cinta, banyak orang merasa kesulitan untuk melupakan mantan pasangan meskipun mereka tahu hubungan tersebut tidak sehat. Fenomena ini dikenal sebagai "efek boomerang," di mana seseorang terus merasa tertarik untuk menghubungi mantan meskipun sudah ada alasan logis untuk move on. Penelitian menunjukkan bahwa keyakinan seseorang tentang hubungan, seperti percaya bahwa hubungan itu "ditakdirkan" untuk berhasil, dapat mempengaruhi perilaku ini. Mereka yang memiliki keyakinan ini cenderung mengidealiskan mantan pasangan dan merasa bahwa hubungan tersebut seharusnya bertahan selamanya, sehingga sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan bahwa hubungan telah berakhir. Di sisi lain, orang yang memiliki keyakinan "pertumbuhan" melihat hubungan sebagai sesuatu yang dinamis dan bisa dibangun melalui usaha dan komunikasi. Mereka lebih mampu menerima perpisahan dan tidak terjebak dalam perilaku melacak mantan pasangan. Memahami alasan di balik ketertarikan untuk kembali kepada mantan dapat membantu seseorang untuk melanjutkan hidup. Meskipun perpisahan itu menyakitkan, penting untuk diingat bahwa terkadang melepaskan adalah langkah terbaik untuk pertumbuhan pribadi.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dimaksud dengan efek boomerang setelah perpisahan?
A
Efek boomerang adalah fenomena di mana seseorang terus kembali kepada mantan meskipun tahu itu tidak baik untuk mereka.
Q
Apa dua alasan utama mengapa orang mengalami efek boomerang?
A
Dua alasan utama adalah kepercayaan bahwa hubungan ditakdirkan untuk berhasil dan persepsi bahwa mantan adalah pasangan yang sempurna.
Q
Bagaimana kepercayaan takdir mempengaruhi perilaku pasca hubungan?
A
Kepercayaan takdir membuat individu idealisasi hubungan dan sulit menerima bahwa hubungan telah berakhir.
Q
Apa perbedaan antara kepercayaan takdir dan kepercayaan pertumbuhan?
A
Kepercayaan takdir melihat hubungan sebagai sesuatu yang ditakdirkan, sedangkan kepercayaan pertumbuhan melihat hubungan sebagai sesuatu yang dibangun melalui usaha.
Q
Mengapa penting untuk memahami alasan menarik kembali ke mantan?
A
Memahami alasan menarik kembali ke mantan membantu individu untuk membuat pilihan yang mendukung kesejahteraan jangka panjang mereka.

Rangkuman Berita Serupa

3 Cara Ampuh Untuk Menemukan Cinta Sejati Tahun Ini—Oleh Seorang PsikologForbes
Sains
3 bulan lalu
107 dibaca

3 Cara Ampuh Untuk Menemukan Cinta Sejati Tahun Ini—Oleh Seorang Psikolog

Seorang Psikolog Mengungkapkan Mengapa 'Sledging' Adalah Tren Kencan Musim Dingin TerburukForbes
Sains
3 bulan lalu
74 dibaca

Seorang Psikolog Mengungkapkan Mengapa 'Sledging' Adalah Tren Kencan Musim Dingin Terburuk

Seorang Psikolog Membagikan 3 Hambatan untuk Cinta yang Abadi—Dan Cara MengatasinyaForbes
Sains
4 bulan lalu
78 dibaca

Seorang Psikolog Membagikan 3 Hambatan untuk Cinta yang Abadi—Dan Cara Mengatasinya

3 Tanda Bahwa Anda Seorang 'Monogamis Serial'—Oleh Seorang PsikologForbes
Sains
4 bulan lalu
64 dibaca

3 Tanda Bahwa Anda Seorang 'Monogamis Serial'—Oleh Seorang Psikolog

3 Alasan di Balik 'Efek Zeigarnik' dalam Cinta—Oleh Seorang PsikologForbes
Sains
4 bulan lalu
61 dibaca

3 Alasan di Balik 'Efek Zeigarnik' dalam Cinta—Oleh Seorang Psikolog

Seorang Psikolog Membagikan 4 Cara Untuk Menghadapi Liburan Setelah Putus CintaForbes
Sains
4 bulan lalu
95 dibaca

Seorang Psikolog Membagikan 4 Cara Untuk Menghadapi Liburan Setelah Putus Cinta