Courtesy of Forbes

Porsche Hadapi Tantangan Berat, Fokus Kembali ke Mobil Sport Jadi Solusi

13 Feb 2025, 13.44 WIB

46 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Porsche menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan profitabilitasnya di tengah penurunan penjualan mobil listrik.
Ada tekanan untuk memproduksi kembali model ICE dan mengurangi fokus pada sedan mewah dan SUV.
Perubahan kepemimpinan mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi Porsche dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Porsche, yang dikenal sebagai produsen mobil sport mewah, kini menghadapi tantangan besar dalam hal profitabilitas setelah memperkirakan penjualan mobil listrik yang terlalu optimis. Para analis menyarankan Porsche untuk fokus pada mobil sport 911 yang masih sangat menguntungkan dan mengurangi produksi sedan mewah serta SUV. Selain itu, keuntungan besar dari pasar China mulai menurun karena persaingan dari merek lokal yang semakin kuat. Porsche juga harus menghadapi kemungkinan tarif yang lebih tinggi dari AS akibat ketegangan perdagangan antara China dan Uni Eropa, yang dapat memaksa mereka untuk membuka pabrik di AS.

Porsche baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka memperkirakan margin keuntungan hanya antara 10% hingga 12% tahun ini, jauh di bawah harapan investor. Mereka juga berencana untuk menghabiskan €800 juta untuk memperbarui model mesin pembakaran internal (ICE) dan hibrida plug-in yang sebelumnya ditinggalkan. Dengan penjualan mobil listrik yang tidak memenuhi harapan, Porsche mungkin perlu kembali fokus pada mobil sportnya yang ikonik, seperti 911, untuk meningkatkan profitabilitas dan menghadapi tantangan di pasar yang semakin kompetitif.

--------------------

Analisis Kami: Porsche saat ini menghadapi krisis yang sebenarnya bisa diatasi jika lebih fokus pada keunggulan intinya yakni mobil sport ikonik 911. Usaha mereka untuk terlalu memperluas ke segmen SUV dan sedan listrik tanpa basis pasar yang kuat menimbulkan risiko besar, sehingga pemisahan dari Volkswagen dan penunjukan CEO khusus untuk Porsche akan menjadi langkah krusial agar mereka dapat kembali ke jalur profitabilitas.

--------------------

Analisis Ahli:

Frank Schwope: Porsche dan Volkswagen tidak bisa dijalankan sebagai pekerjaan paruh waktu; Oliver Blume harus fokus penuh di Volkswagen dan Porsche memerlukan CEO baru supaya bisa bersaing kembali.

UBS: Porsche butuh CEO penuh waktu yang dapat fokus menghadapi tantangan sulit saat ini dan kemungkinan investasi untuk produksi lokal di AS demi menghindari risiko tarif.

Berenberg Bank: Tekanan pada harga saham Porsche akan berlanjut sampai mereka bisa membuktikan margin keuntungan berkelanjutan di atas 17% dengan langkah strategis signifikan termasuk fokus ke 911 dan mungkin pengurangan produksi.

--------------------

What's Next: Porsche akan melakukan restrukturisasi besar-besaran dengan fokus kembali ke mobil sport 911, memangkas produksi, serta kemungkinan mendirikan pabrik di AS untuk menghindari tarif, disertai pergantian kepemimpinan agar bisa bertahan dan pulih di pasar global yang kompetitif.

Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/neilwinton/2025/02/13/can-the-911-lead-porsche-through-stormy-waters/

Pertanyaan Terkait

Apa tantangan utama yang dihadapi Porsche saat ini?

Tantangan utama yang dihadapi Porsche adalah penurunan penjualan mobil listrik dan meningkatnya persaingan di pasar, terutama di China.

Mengapa Porsche perlu mempertimbangkan untuk memproduksi model ICE di AS?

Porsche perlu mempertimbangkan untuk memproduksi model ICE di AS karena adanya ancaman tarif dari pemerintah AS yang dapat mempengaruhi profitabilitas mereka.

Siapa yang saat ini menjabat sebagai CEO Porsche?

CEO Porsche saat ini adalah Oliver Blume, yang juga menjabat sebagai CEO Volkswagen.

Apa yang dikatakan Berenberg Bank tentang prospek margin Porsche?

Berenberg Bank menyatakan bahwa Porsche perlu menunjukkan margin yang berkelanjutan di atas 17% untuk memulihkan kepercayaan investor.

Mengapa investor menginginkan perubahan kepemimpinan di Porsche?

Investor menginginkan perubahan kepemimpinan di Porsche karena mereka percaya bahwa perusahaan membutuhkan CEO penuh waktu untuk fokus pada tantangan yang dihadapi.