Courtesy of TechCrunch

Startup AI Mercor Raih Rp 1.64 triliun ($100 Juta) , Revolusi Cara Rekrutmen Dunia Kerja

20 Feb 2025, 21.00 WIB

37 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Mercor menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi proses rekrutmen.
Startup ini berhasil menarik perhatian investor besar dan mencapai valuasi $2 miliar.
Ada kekhawatiran tentang potensi penggantian pekerjaan oleh AI, tetapi Mercor berfokus pada menciptakan nilai tambah bagi pekerja.

Mercor adalah startup rekrutmen berbasis AI yang didirikan oleh tiga pemuda berusia 21 tahun yang merupakan Thiel Fellows. Mereka baru saja mengumpulkan dana sebesar Rp 1.64 triliun ($100 juta) dalam putaran pendanaan Seri B, yang membuat nilai perusahaan mencapai Rp 32.89 triliun ($2 miliar) . Mercor menggunakan teknologi AI untuk mempermudah proses perekrutan, seperti menyaring resume, mencocokkan kandidat, dan melakukan wawancara otomatis. Mereka mengklaim sistem otomatis ini dapat mengurangi bias dalam perekrutan dan membantu perusahaan menemukan kandidat terbaik.

Saat ini, Mercor telah membantu tim HR mengevaluasi lebih dari 468.000 pelamar, dengan India sebagai sumber talenta terbesar. Pendapatan Mercor meningkat pesat, mencapai Rp 1.23 triliun ($75 juta) per tahun, sebagian besar berasal dari laboratorium AI terkemuka. Meskipun ada kekhawatiran tentang potensi penggantian pekerjaan oleh AI, CEO Mercor, Brendan Foody, berpendapat bahwa teknologi mereka justru akan membuat pekerja lebih berharga dengan mengotomatiskan tugas-tugas tertentu dan membantu menemukan pekerjaan yang lebih sesuai untuk manusia di era AI.

Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/02/20/mercor-an-ai-recruiting-startup-founded-by-21-year-olds-raises-100m-at-2b-valuation/

Analisis Kami

"Mercor adalah contoh konkret bagaimana AI dapat mengubah dunia kerja dengan menawarkan solusi yang menghemat waktu dan mengoptimalkan pencocokan talent secara tepat. Namun, masih ada tantangan besar dalam memastikan sistem AI benar-benar adil dan tidak memperkuat bias tersembunyi yang ada dalam data."

Analisis Ahli

Andrew Ng

"Teknologi AI dalam rekrutmen memang menjanjikan efisiensi besar, tetapi kita harus berhati-hati agar algoritma tidak menggantikan penilaian manusia secara penuh tanpa pengawasan."

Fei-Fei Li

"Menggunakan AI untuk mengurangi bias dalam perekrutan adalah tujuan mulia, namun hasilnya sangat tergantung pada data pelatihan yang digunakan dan transparansi sistem AI tersebut."

Prediksi Kami

Dalam beberapa tahun ke depan, penggunaan AI dalam perekrutan akan semakin meluas dan menjadi standar industri, namun akan ada regulasi ketat dan peningkatan kontrol untuk mengatasi masalah bias dan dampak sosial yang mungkin timbul.