Courtesy of Forbes
Konferensi COP 16 di Cali, Kolombia, diadakan untuk membahas masalah kehilangan keanekaragaman hayati dan kerusakan lingkungan yang semakin parah di seluruh dunia. Salah satu pencapaian penting dari konferensi ini adalah keputusan untuk melibatkan suara masyarakat adat dalam pengambilan keputusan terkait keanekaragaman hayati. Masyarakat adat, yang mengelola sekitar 80% keanekaragaman hayati dunia, diakui perannya dalam melestarikan ekosistem dan memerangi perubahan iklim. Selain itu, COP 16 juga menciptakan "Cali Fund," yang bertujuan untuk membagikan manfaat finansial dari sumber daya genetik yang diambil dari ekosistem alami, meskipun ada perdebatan sengit mengenai pendanaan keanekaragaman hayati.
Namun, konferensi ini juga menunjukkan adanya perpecahan dalam cara pendanaan keanekaragaman hayati seharusnya dilakukan. Negara-negara berkembang menginginkan dana global khusus untuk mendukung upaya konservasi, tetapi negara-negara kaya menolak proposal tersebut. Meskipun ada beberapa kemajuan, seperti pembentukan badan yang dipimpin masyarakat adat dan Cali Fund, banyak isu penting yang tidak terselesaikan, dan banyak negara merasa frustrasi dengan cara konferensi dijalankan. Dengan tantangan yang ada, perlindungan keanekaragaman hayati menjadi semakin mendesak, dan COP 16 menunjukkan bahwa kerjasama global dalam hal ini memerlukan komitmen dan kolaborasi yang lebih besar.