Bybit Alami Peretasan Dompet Ether Senilai 1,5 Miliar Dolar Tapi Dana Aman
Courtesy of Reuters

Bybit Alami Peretasan Dompet Ether Senilai 1,5 Miliar Dolar Tapi Dana Aman

22 Feb 2025, 07.24 WIB
290 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Bybit mengalami serangan siber yang mengakibatkan kehilangan besar pada dompet ether.
  • CEO Bybit menegaskan bahwa semua dana klien tetap aman dan operasi perusahaan tidak terganggu.
  • Investigasi sedang dilakukan untuk memahami dan menangani insiden tersebut.
Pada tanggal 21 Februari, bursa cryptocurrency Bybit mengumumkan bahwa seorang penyerang berhasil mengakses dompet ether dan mentransfer sekitar Rp 24.67 triliun ($1,5 miliar) ke alamat yang tidak dikenal. Namun, dompet lain di bursa tersebut tidak terpengaruh, dan penarikan dana tetap berjalan normal. CEO Bybit, Ben Zhou, menyatakan bahwa semua dana klien aman dan operasi perusahaan tetap berjalan tanpa gangguan.
Bybit memiliki lebih dari 60 juta pengguna di seluruh dunia dan menawarkan berbagai cryptocurrency, termasuk bitcoin dan ether. Zhou menegaskan bahwa meskipun kehilangan akibat peretasan ini tidak dapat dipulihkan, Bybit tetap solvent dan dapat menutupi kerugian tersebut karena semua aset klien didukung satu banding satu.
Referensi:
[1] https://www.reuters.com/technology/crypto-exchange-bybit-says-ether-wallet-hacked-2025-02-21/

Analisis Ahli

Andreas Antonopoulos
"Serangan sebesar ini menggambarkan pentingnya penggunaan multi-sig wallet dan audit keamanan rutin untuk mengurangi risiko peretasan."
Meltem Demirors
"Meski kehilangan besar, pernyataan perusahaan tentang keberlangsungan operasi dan aset 1:1 sangat penting untuk menjaga stabilitas pasar dan kepercayaan investor."

Analisis Kami

"Insiden ini menunjukkan risiko besar yang melekat dalam penyimpanan aset kripto, terutama di cold wallet yang dianggap paling aman. Bybit harus transparan dan cepat dalam penanganan kasus ini agar kepercayaan pengguna tidak hilang secara permanen."

Prediksi Kami

Bybit kemungkinan akan meningkatkan protokol keamanan mereka dan menghadapi tekanan regulasi serta pengawasan yang lebih ketat dari otoritas keuangan di berbagai negara.