Courtesy of YahooFinance
Dilema Bank Sentral Asia: Menjaga Mata Uang tapi Tekan Likuiditas Ekonomi
10 Mar 2025, 14.11 WIB
40 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Bank sentral di Asia menghadapi tantangan dalam mempertahankan nilai mata uang sambil menjaga likuiditas.
- Intervensi mata uang dapat menyebabkan dampak negatif pada biaya pinjaman dan pertumbuhan ekonomi.
- Konsep trinity mustahil menjelaskan keterbatasan kebijakan moneter yang dihadapi oleh negara-negara berkembang.
Beberapa bank sentral besar di Asia, seperti di China dan India, sedang berjuang untuk mempertahankan nilai mata uang mereka terhadap dolar AS yang kuat. Mereka menggunakan cadangan resmi dan perdagangan derivatif untuk melindungi mata uang, tetapi langkah ini justru meningkatkan biaya pinjaman bagi bank lokal, yang sangat dibutuhkan saat ekonomi melambat. Hal ini menyebabkan kekurangan likuiditas di pasar, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Bank Sentral India mencoba mengatasi masalah ini dengan menyuntikkan dana ke dalam sistem keuangan, sementara Bank Sentral China lebih fokus pada stabilitas mata uang meskipun ada tekanan deflasi. Para ekonom menjelaskan bahwa sulit untuk menjaga stabilitas mata uang, menetapkan suku bunga secara independen, dan membiarkan modal bergerak bebas secara bersamaan. Ini menciptakan tantangan bagi investor di pasar negara berkembang, karena fluktuasi mata uang dapat mempengaruhi nilai investasi mereka.
--------------------
Analisis Kami: Bank sentral Asia saat ini berada di persimpangan jalan yang sulit antara menjaga stabilitas mata uang dan menjaga likuiditas ekonomi yang vital. Tanpa perubahan kebijakan global yang signifikan, dilema ini bisa memperlambat pemulihan ekonomi dan membatasi kemampuan bank sentral untuk bertindak efektif.
--------------------
Analisis Ahli:
Philip McNicholas: Jika bank sentral memilih untuk menstabilkan mata uang dan membatasi pergerakan modal, suku bunga harus menjadi mekanisme penyesuaian, yang berdampak pada likuiditas antarbank dan pertumbuhan ekonomi.
Madhavi Arora: Volatilitas mata uang akan terus meningkat karena ketegangan perdagangan global, membuat bank sentral di negara berkembang harus sangat waspada dalam mengelola intervensi pasar valuta asing.
--------------------
What's Next: Tekanan pada mata uang dan likuiditas di pasar negara berkembang Asia kemungkinan akan berlanjut, memaksa bank sentral terus bermanuver antara mempertahankan nilai tukar dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/impossible-trinity-conundrum-caused-cash-123000331.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/impossible-trinity-conundrum-caused-cash-123000331.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan trinity mustahil dalam konteks kebijakan moneter?A
Trinity mustahil adalah konsep ekonomi yang menyatakan bahwa suatu negara tidak dapat secara bersamaan mengontrol nilai mata uang, menetapkan suku bunga secara independen, dan membiarkan modal bergerak bebas.Q
Mengapa bank sentral di Asia berusaha mempertahankan nilai mata uang mereka?A
Bank sentral di Asia berusaha mempertahankan nilai mata uang mereka untuk melindungi ekonomi lokal dari dampak negatif penguatan dolar AS.Q
Apa dampak dari intervensi mata uang terhadap likuiditas perbankan?A
Intervensi mata uang dapat menyebabkan kenaikan biaya pinjaman bagi bank, yang pada gilirannya dapat mengurangi likuiditas dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.Q
Bagaimana Bank Sentral India berusaha mengatasi kekurangan likuiditas?A
Bank Sentral India berusaha mengatasi kekurangan likuiditas dengan menyuntikkan dana ke dalam sistem keuangan melalui pembelian obligasi dan lelang swap.Q
Apa yang diharapkan dari kebijakan moneter Bank Rakyat Tiongkok di masa depan?A
Kebijakan moneter Bank Rakyat Tiongkok diharapkan akan lebih longgar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, meskipun mereka masih fokus pada stabilitas mata uang.