Courtesy of YahooFinance
Tarif AS Memaksa Negara Berkembang Pilih Antara Ekonomi dan Nilai Tukar
Menjelaskan dampak tarif baru terhadap kebijakan moneter di pasar negara berkembang dan bagaimana bank sentral merespons tantangan ini.
07 Apr 2025, 16.43 WIB
148 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kebijakan tarif AS mempengaruhi keputusan suku bunga di negara berkembang.
- Bank sentral di Asia mungkin akan memotong suku bunga lebih agresif dibandingkan dengan Federal Reserve AS.
- Setiap negara menghadapi tantangan unik dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas mata uang.
Amerika Serikat - Tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump telah memaksa bank sentral di pasar negara berkembang untuk memilih antara mendukung aktivitas ekonomi atau menjaga stabilitas mata uang yang rapuh. Negara-negara seperti India dan Indonesia sebelumnya mengambil pendekatan hati-hati terhadap pemotongan suku bunga untuk menghindari krisis pasar.
Namun, kekhawatiran stabilitas pasar kini mulai diabaikan karena pembuat kebijakan lebih khawatir tentang fundamental ekonomi. Beberapa bank sentral di pasar negara berkembang mungkin akan memotong suku bunga lebih agresif daripada Federal Reserve AS yang lebih ambivalen.
Tarif baru telah mengubah prioritas ekonomi di banyak negara berkembang, memaksa mereka untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter lebih cepat. Namun, ini juga membawa risiko terhadap stabilitas mata uang lokal, menciptakan dilema bagi banyak negara dalam menentukan kebijakan yang tepat.
--------------------
Analisis Kami: Kebijakan proteksionis AS menciptakan dilema kebijakan moneter yang sangat sulit di negara berkembang yang harus tetap menjaga keseimbangan antara mendukung pertumbuhan dan mencegah krisis nilai tukar. Jika tidak hati-hati, langkah pemotongan suku bunga secara masif bisa berujung pada lonjakan inflasi dan pelemahan mata uang yang tajam, menambah ketidakpastian ekonomi global.
--------------------
Analisis Ahli:
David Chao: Penyesuaian prioritas ekonomi ini diperkirakan akan membuat mata uang lokal menghadapi lebih banyak tekanan tahun ini karena bank sentral lebih fokus pada pertumbuhan melalui pelonggaran kebijakan moneter.
Michael Wan: Depresiasi rupiah akan menyebabkan penundaan dalam pemotongan suku bunga meskipun ada kecenderungan untuk memangkas suku bunga di kemudian hari.
Aurelie Martin: Bank sentral banyak negara harus menghadapi dilema antara memotong suku bunga untuk mendorong pertumbuhan atau menjaga nilai tukar agar tidak makin melemah.
--------------------
What's Next: Negara-negara berkembang kemungkinan akan melakukan pemotongan suku bunga yang lebih agresif untuk mendukung ekonomi, namun hal ini akan menimbulkan tekanan kuat terhadap nilai tukar mereka sehingga berpotensi memperburuk volatilitas pasar keuangan global.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/analysis-trump-leaves-emerging-market-094302760.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/analysis-trump-leaves-emerging-market-094302760.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak tarif yang diterapkan oleh Donald Trump terhadap bank sentral negara berkembang?A
Tarif yang diterapkan oleh Donald Trump memaksa bank sentral negara berkembang untuk memilih antara mendukung aktivitas ekonomi atau menjaga stabilitas mata uang.Q
Mengapa India dan Indonesia harus mempertimbangkan pemotongan suku bunga?A
India dan Indonesia harus mempertimbangkan pemotongan suku bunga karena kekhawatiran terhadap fundamental ekonomi yang memburuk.Q
Apa yang diharapkan dari Bank Sentral India terkait suku bunga?A
Bank Sentral India diharapkan akan memotong suku bunga setidaknya 25 basis poin dalam waktu dekat.Q
Bagaimana kondisi rupiah Indonesia mempengaruhi kebijakan suku bunga?A
Kondisi rupiah Indonesia yang mendekati level terendah memaksa pemerintah untuk mempertahankan kebijakan suku bunga lebih lama.Q
Apa tantangan yang dihadapi Brasil dalam mengelola inflasi?A
Brasil menghadapi tantangan dalam mengelola ekspektasi inflasi yang tidak terikat setelah rencana pengeluaran tahun lalu.