Courtesy of YahooFinance
Regulasi Ketat Membuat Bank Jepang Ragu Jual Pinjaman Terstruktur Senilai Rp 1.10 quadriliun ($67 Miliar)
11 Mar 2025, 06.00 WIB
180 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Regulator Jepang meningkatkan pengawasan terhadap produk pinjaman terstruktur yang dapat mempengaruhi pasar.
- Bank regional di Jepang menghadapi tantangan dalam manajemen risiko terkait investasi mereka.
- Permintaan untuk obligasi pemerintah Jepang yang dikemas ulang telah meningkat, tetapi daya tariknya mulai berkurang seiring dengan kenaikan suku bunga.
Perusahaan pialang terbesar di Jepang mulai ragu untuk menjual pinjaman terstruktur kepada bank-bank regional setelah regulator keuangan Jepang mengumumkan pengawasan ketat terhadap pasar yang bernilai Rp 1.10 quadriliun ($67 miliar) ini. Pinjaman terstruktur ini, yang sering kali melibatkan obligasi pemerintah Jepang yang dikemas ulang, menarik perhatian karena risiko yang mungkin tidak dikelola dengan baik oleh pembeli. Regulator khawatir bahwa beberapa bank lokal tidak memiliki manajemen risiko yang tepat dan bisa mengalami kerugian jika suku bunga pasar bergerak melawan mereka.
Meskipun produk ini sesuai dengan hukum Jepang, kekhawatiran akan pengawasan lebih lanjut membuat para penjual dan pembeli berpikir dua kali. Beberapa perusahaan pialang, seperti Nomura dan Mizuho, sedang meninjau kembali pendekatan mereka terhadap produk ini. Sementara itu, bank-bank regional di Jepang, yang biasanya tidak memiliki keahlian investasi yang luas, masih mencari cara untuk mendapatkan pendapatan dari investasi, terutama di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi oleh daerah mereka.
--------------------
Analisis Kami: Pengawasan ketat dari FSA adalah langkah tepat untuk menghindari risiko sistemik yang bisa membebani bank regional yang tidak siap secara manajemen risiko. Namun, hal ini juga menandai tantangan besar bagi broker besar dan bank lokal dalam menyesuaikan produk dan strategi penjualan agar tetap menguntungkan tanpa mengorbankan kepatuhan dan stabilitas pasar.
--------------------
Analisis Ahli:
Toshinori Yashiki: Kekhawatiran utama adalah kurangnya manajemen risiko yang memadai di beberapa pembeli yang bisa mengakibatkan kerugian besar apabila suku bunga pasar bergerak tidak menguntungkan.
Hiroshi Toyoda: Walaupun permintaan terhadap repackaged JGB mulai menurun, produk ini masih memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan pinjaman tradisional ketika suku bunga naik.
--------------------
What's Next: Pasar pinjaman terstruktur di Jepang mungkin akan menyusut atau bertransformasi dengan produk keuangan baru yang lebih sesuai dengan regulasi dan standar manajemen risiko, sementara bank regional akan mencari alternatif investasi yang lebih aman dan transparan.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/japan-brokers-rethink-repackaged-jgbs-230000527.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/japan-brokers-rethink-repackaged-jgbs-230000527.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan broker Jepang ragu untuk menjual pinjaman terstruktur?A
Broker Jepang ragu untuk menjual pinjaman terstruktur setelah FSA mengumumkan pengawasan ketat terhadap pasar tersebut.Q
Apa yang dikatakan oleh pejabat FSA mengenai pembelian obligasi pemerintah Jepang yang dikemas ulang?A
Pejabat FSA mengkritik pembelian yang meningkat oleh bank lokal dan menyatakan kekhawatiran tentang manajemen risiko yang tidak memadai.Q
Mengapa bank regional tertarik pada obligasi pemerintah Jepang yang dikemas ulang?A
Bank regional tertarik pada obligasi pemerintah Jepang yang dikemas ulang karena mereka menawarkan aliran kas yang disesuaikan dan mengurangi beban terkait perdagangan derivatif.Q
Apa risiko yang terkait dengan produk pinjaman terstruktur ini?A
Risiko terkait termasuk potensi kerugian yang meningkat jika suku bunga pasar bergerak melawan mereka, serta kurangnya transparansi dalam penilaian risiko.Q
Bagaimana kondisi pasar pinjaman terstruktur saat ini?A
Kondisi pasar pinjaman terstruktur menunjukkan bahwa daya tariknya mulai berkurang karena suku bunga pinjaman di Jepang mulai meningkat.