Matematikawan terkenal Huaxin Lin meninggalkan AS untuk China.

Dari SCMP

11 Mar 2025, 13.08 WIB

82 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Huaxin Lin kembali ke China untuk berkontribusi dalam penelitian dan pendidikan matematika.
Shanghai Institute for Mathematics and Interdisciplinary Sciences bertujuan untuk memajukan penelitian interdisipliner.
Pendidikan dan pelatihan mahasiswa menjadi fokus utama Huaxin Lin di SIMIS dan Fudan University.

Matematikawan terkenal asal Tiongkok-Amerika, Huaxin Lin, telah kembali ke Tiongkok untuk menjadi profesor di Shanghai Institute for Mathematics and Interdisciplinary Sciences (SIMIS) setelah hampir 40 tahun tinggal di Amerika Serikat. Lin, yang berusia 69 tahun, sebelumnya adalah profesor di University of Oregon selama 30 tahun dan dikenal karena kontribusinya dalam teori aljabar operator, yang penting dalam fisika kuantum dan matematika lanjutan. Dia selalu bermimpi untuk bekerja di Shanghai dan kini fokus pada pelatihan mahasiswa di SIMIS dan Universitas Fudan.

Di SIMIS, Lin akan mengajar kursus analisis real untuk mahasiswa sarjana dan juga melakukan penelitian terkait aljabar operator. Perjalanannya ke dunia matematika dimulai secara tidak sengaja ketika ia menemukan buku matematika saat Revolusi Kebudayaan, yang membuatnya tertarik untuk memecahkan masalah-masalah di dalamnya.

(Sumber)

Pertanyaan Terkait

Siapa Huaxin Lin?

Huaxin Lin adalah seorang matematikawan terkenal yang baru-baru ini kembali ke China setelah hampir empat dekade di Amerika Serikat.

Apa tujuan dari Shanghai Institute for Mathematics and Interdisciplinary Sciences?

Tujuan dari Shanghai Institute for Mathematics and Interdisciplinary Sciences adalah untuk memajukan penelitian dasar dalam matematika dan aplikasi interdisipliner.

Di mana Huaxin Lin mengajar saat ini?

Huaxin Lin mengajar di Fudan University saat ini.

Apa fokus penelitian Huaxin Lin?

Fokus penelitian Huaxin Lin adalah pada operator algebras.

Apa yang memotivasi Huaxin Lin untuk kembali ke China?

Huaxin Lin bermimpi untuk bekerja penuh waktu di Shanghai dan SIMIS memberikan kesempatan langka tersebut.