Courtesy of CNBCIndonesia
APBN 2025 Defisit Tipis, Pemerintah Fokus Efisiensi dan Pertumbuhan Ekonomi
13 Mar 2025, 14.59 WIB
125 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Defisit APBN menunjukkan tantangan dalam pengelolaan keuangan negara.
- Pentingnya efisiensi dalam belanja negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Penerimaan negara tetap berjalan sesuai target meskipun ada tantangan tertentu.
Pada akhir Februari 2025, Indonesia mengalami defisit anggaran sebesar Rp31,2 triliun, yang setara dengan 0,13% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Belanja negara selama dua bulan pertama mencapai Rp348,1 triliun, dengan pendapatan negara sebesar Rp316,9 triliun. Pendapatan terbesar berasal dari pajak dan bea cukai. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu, menekankan pentingnya efisiensi dalam belanja negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama di tengah tantangan global yang berat.
Febrio juga menjelaskan bahwa meskipun ada tantangan, penerimaan negara masih sesuai target, meskipun biasanya ada perlambatan di awal tahun karena faktor musiman. Ia menekankan bahwa anggaran harus dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
--------------------
Analisis Kami: Kondisi APBN yang defisit sedikit ini sebenarnya masih cukup terkendali, namun pemerintah harus benar-benar mengoptimalkan penggunaan belanja negara agar tidak terbuang percuma. Jika efisiensi tidak maksimal, risiko perlambatan ekonomi yang lebih dalam bisa saja terjadi mengingat tekanan global yang tidak ringan.
--------------------
Analisis Ahli:
Sri Mulyani Indrawati: Pengelolaan fiskal yang prudent sangat penting di masa ketidakpastian global, dan pemerintah perlu fokus pada program yang berdampak langsung pada masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
--------------------
What's Next: Efisiensi dalam pelaksanaan belanja negara akan terus diterapkan untuk menjaga kestabilan fiskal dan mendorong pertumbuhan ekonomi, walau tantangan global seperti perang dagang dan ketidakpastian ekonomi masih membayangi.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250313144828-4-618353/apbn-bikin-was-was-investor-kantor-sri-mulyani-buka-suara
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250313144828-4-618353/apbn-bikin-was-was-investor-kantor-sri-mulyani-buka-suara