Courtesy of CNBCIndonesia
Krisis Angka Kelahiran di Korsel Berpotensi Hancurkan Ekonomi Tahun 2050
15 Mar 2025, 21.45 WIB
124 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Krisis kelahiran di Korea Selatan dapat mengancam pertumbuhan ekonomi di masa depan.
- Angka kelahiran yang terus menurun menunjukkan perlunya intervensi pemerintah untuk mendukung keluarga.
- Faktor-faktor seperti biaya perumahan dan persaingan kerja berkontribusi pada rendahnya angka kelahiran.
Korea Selatan menghadapi masalah serius karena angka kelahiran yang semakin menurun. Gubernur Bank Sentral Korea Selatan, Rhee Chang-yong, mengkhawatirkan bahwa jika tren ini terus berlanjut, ekonomi negara tersebut bisa mengalami kemerosotan mulai tahun 2050. Saat ini, angka kelahiran di Korea Selatan hanya 0,65 bayi per wanita, jauh di bawah angka 2,1 yang diperlukan untuk menjaga populasi tetap stabil. Hal ini menyebabkan jumlah bayi yang lahir semakin sedikit, dengan rekor terendah sebanyak 229.970 bayi pada tahun lalu.
Baca juga: Korea Selatan Larang Penggunaan Ponsel di Kelas Mulai 2026 untuk Atasi Kecanduan Media Sosial
Rhee juga menyebutkan bahwa banyak faktor yang membuat orang muda sulit untuk memiliki anak, seperti persaingan kerja yang ketat, harga perumahan yang tinggi, dan biaya perawatan anak yang mahal. Ia menyerukan pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini agar tidak terjadi krisis populasi yang dapat mengancam stabilitas ekonomi dan sosial di Korea Selatan. Jika tidak ada perubahan, Korea Selatan bisa menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif yang berkepanjangan setelah tahun 2050.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250315193803-4-618920/bank-sentral-korea-warning-ekonomi-terancam-bahaya-sentil-masalah-ini
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250315193803-4-618920/bank-sentral-korea-warning-ekonomi-terancam-bahaya-sentil-masalah-ini
Analisis Kami
"Masalah demografi yang dihadapi Korea Selatan adalah peringatan serius bagi negara-negara lain dengan tren serupa dalam menurunnya angka kelahiran yang tidak diantisipasi dengan baik. Tanpa reformasi sosial dan ekonomi yang cepat dan menyeluruh, beban keuangan dan sosial dari populasi yang menua bisa memperlambat bahkan membalikkan kemajuan ekonomi yang telah dicapai selama ini."
Analisis Ahli
Rhee Chang-yong
"Jika tidak ada tindakan, penurunan angka kelahiran akan mengakibatkan krisis populasi yang mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial Korea Selatan mulai tahun 2050."
Prediksi Kami
Jika tingkat kelahiran tetap rendah seperti saat ini, Korea Selatan akan menghadapi krisis populasi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi negatif jangka panjang setelah tahun 2050, dengan konsekuensi besar terhadap stabilitas sosial dan ekonomi negara.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi kekhawatiran Gubernur Bank Sentral Korea Selatan?A
Gubernur Bank Sentral Korea Selatan, Rhee Chang-yong, khawatir bahwa penurunan angka kelahiran dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi mulai tahun 2050.Q
Berapa angka kelahiran rata-rata di Korea Selatan pada tahun 2023?A
Angka kelahiran rata-rata di Korea Selatan pada tahun 2023 adalah 0,72 kelahiran per wanita.Q
Apa dampak dari penurunan angka kelahiran terhadap ekonomi Korea Selatan?A
Dampak dari penurunan angka kelahiran dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi negatif dan krisis populasi yang mengancam stabilitas ekonomi dan sosial.Q
Apa yang disarankan Rhee Chang-yong untuk mengatasi masalah ini?A
Rhee Chang-yong menyarankan agar pemerintah dan masyarakat mengurangi persaingan ketat, beban pekerjaan, dan biaya perawatan anak.Q
Mengapa Korea Selatan menjadi satu-satunya negara OECD dengan tingkat kesuburan di bawah 1?A
Korea Selatan menjadi satu-satunya negara OECD dengan tingkat kesuburan di bawah 1 karena berbagai faktor, termasuk persaingan ketat untuk pekerjaan dan biaya hidup yang tinggi.