Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Impor barang konsumsi menjelang Ramadan 2025 mengalami penurunan signifikan.
- Pasokan gandum di Indonesia tetap aman meskipun ada penurunan data impor serealia.
- Larangan impor beras oleh pemerintah berdampak pada data impor serealia yang tercatat nol.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa impor barang konsumsi menjelang Ramadan atau Lebaran pada tahun 2025 mengalami penurunan yang signifikan. Misalnya, impor buah-buahan turun dari USRp 2.88 triliun ($175,4 juta) menjadi USRp 1.88 triliun ($114,5 juta) , daging hewan dari USRp 1.14 triliun ($69,3 juta) menjadi USRp 404.55 miliar ($24,6 juta) , dan serealia menjadi nol. Meskipun data BPS menunjukkan angka nol untuk impor serealia, Ketua Umum Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Franky Welirang, menyatakan bahwa pasokan gandum di Indonesia tetap aman dan impor berjalan normal.
Deputi Statistik BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa hampir tidak ada impor serealia karena larangan impor beras oleh pemerintah. Meskipun ada impor beras khusus dan jagung untuk pakan ternak, jumlahnya sangat kecil sehingga tidak terlihat dalam data impor yang besar. Namun, konsumsi tepung terigu di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun tidak ada lonjakan besar.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik mengenai impor barang konsumsi menjelang Ramadan 2025?A
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa impor barang konsumsi merosot drastis menjelang Ramadan 2025.Q
Mengapa impor serealia tercatat nol pada Februari 2025?A
Impor serealia tercatat nol karena tidak adanya impor untuk barang-barang seperti beras yang tergolong kode HS 10.Q
Apa tanggapan Franciscus Welirang mengenai pasokan gandum di dalam negeri?A
Franciscus Welirang menegaskan bahwa pasokan gandum di dalam negeri tetap aman dan impor berjalan normal.Q
Bagaimana kondisi konsumsi tepung terigu di Indonesia pada Januari-Februari 2025?A
Konsumsi tepung terigu di Indonesia pada Januari-Februari 2025 mencapai 1,33 juta metrik ton, mencerminkan pertumbuhan 1,71%.Q
Apa yang dijelaskan oleh Pudji Ismartini mengenai larangan impor beras?A
Pudji Ismartini menjelaskan bahwa meskipun tercatat nol, masih ada impor serealia dalam jumlah kecil, seperti beras khusus dan jagung pakan ternak.