Courtesy of TechCrunch
Meta Raup Uang dari Model AI Llama Meski Klaim Bukan Bisnis Utama
22 Mar 2025, 03.40 WIB
68 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Meta menghasilkan pendapatan dari model Llama melalui perjanjian bagi hasil.
- Gugatan hukum terhadap Meta menyoroti isu pelanggaran hak cipta dalam pengembangan AI.
- Meta berencana untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan AI secara signifikan.
Pada bulan Juli lalu, CEO Meta, Mark Zuckerberg, menyatakan bahwa "menjual akses" ke model AI Llama yang tersedia secara terbuka bukanlah model bisnis Meta. Namun, dokumen pengadilan yang baru dibuka menunjukkan bahwa Meta sebenarnya mendapatkan uang dari model Llama melalui kesepakatan bagi hasil dengan perusahaan yang menghosting model tersebut. Beberapa perusahaan yang disebutkan sebagai mitra penghosting Llama termasuk AWS, Nvidia, dan Google Cloud. Meskipun pengembang bisa mengunduh dan menjalankan model Llama sendiri, banyak yang memilih menggunakan mitra penghosting karena mereka menawarkan layanan tambahan yang memudahkan.
Zuckerberg juga menyebutkan kemungkinan untuk memonetisasi model Llama melalui layanan pesan bisnis dan iklan. Dia mengatakan bahwa jika perusahaan besar seperti Microsoft atau Amazon menjual layanan ini, Meta berhak mendapatkan sebagian dari pendapatan tersebut. Selain itu, Meta berencana untuk meningkatkan pengeluaran modalnya untuk investasi di AI, dengan rencana menghabiskan antara Rp 986.70 triliun ($60 miliar) hingga Rp 1.32 quadriliun ($80 miliar) pada tahun 2025. Meta juga mempertimbangkan untuk meluncurkan layanan berlangganan untuk Meta AI yang akan menambah kemampuan asisten tersebut.
--------------------
Analisis Kami: Pengungkapan pendapatan dari model Llama menunjukkan Meta mulai mengintegrasikan AI terbuka ke dalam strategi bisnis yang lebih luas, meski ada risiko hukum besar. Ini adalah contoh nyata bagaimana perusahaan teknologi harus menyeimbangkan inovasi terbuka dengan kepatuhan hukum dan model bisnis yang berkelanjutan.
--------------------
Analisis Ahli:
Stuart Russell: Meta’s revelations underline the complex interplay between open AI development and commercial interests, raising important questions on data ethics and revenue models in AI.
Kate Crawford: The Kadrey case highlights critical ethical challenges in AI training data provenance, emphasizing the need for transparent and fair data sourcing methodologies.
--------------------
What's Next: Meta kemungkinan akan memperkuat model bisnis komersialisasi lewat licensing dan layanan berlangganan AI sambil menghadapi tantangan hukum terkait penggunaan data bajakan yang dapat berpengaruh pada kebijakan pengembangan AI di korporasi besar.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/03/21/meta-has-revenue-sharing-agreements-with-llama-ai-model-hosts-filing-reveals/
[1] https://techcrunch.com/2025/03/21/meta-has-revenue-sharing-agreements-with-llama-ai-model-hosts-filing-reveals/
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dikatakan Mark Zuckerberg tentang model Llama?A
Mark Zuckerberg menyatakan bahwa 'menjual akses' ke model Llama bukanlah model bisnis Meta.Q
Bagaimana Meta menghasilkan pendapatan dari model Llama?A
Meta menghasilkan pendapatan melalui perjanjian bagi hasil dengan perusahaan yang menghosting model Llama.Q
Apa yang dituduhkan dalam gugatan Kadrey v. Meta?A
Gugatan Kadrey v. Meta menuduh bahwa Meta menggunakan karya yang dilindungi hak cipta untuk melatih model Llama.Q
Apa rencana Meta untuk investasi di AI?A
Meta berencana untuk meningkatkan pengeluaran modal untuk investasi di AI, dengan anggaran antara $60 miliar hingga $80 miliar pada tahun 2025.Q
Apa yang diharapkan Meta dari kolaborasi dengan penyedia layanan cloud?A
Meta berharap dapat memperoleh sebagian dari pendapatan yang dihasilkan oleh penyedia layanan cloud yang menjual layanan berbasis model Llama.