Investor AS Optimistis Meskipun Tarif Impor Meningkat, Dana Ekuitas Mengalir Deras
Courtesy of Reuters

Investor AS Optimistis Meskipun Tarif Impor Meningkat, Dana Ekuitas Mengalir Deras

28 Mar 2025, 20.46 WIB
64 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Permintaan untuk dana ekuitas AS meningkat meskipun ada ketidakpastian tarif.
  • Volatilitas pasar diperkirakan akan terus berlanjut dalam waktu dekat.
  • Dana obligasi mengalami penarikan yang signifikan, sementara dana pasar uang mulai menarik investasi kembali.
Pada minggu yang berakhir pada 26 Maret, dana ekuitas di AS mengalami permintaan yang kuat, dengan investor membeli dana ekuitas senilai Rp 365.74 triliun ($22,24 miliar) . Ini adalah jumlah terbesar dalam seminggu sejak November lalu, setelah sebelumnya mengalami penjualan bersih sebesar Rp 551.40 triliun ($33,53 miliar) . Meskipun ada pengumuman dari Presiden Donald Trump mengenai pajak impor 25% untuk kendaraan dan suku cadang asing, banyak investor tetap optimis terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan di AS.
Dana ekuitas besar menarik Rp 379.88 triliun ($23,1 miliar) , membalikkan arus keluar yang terjadi sebelumnya. Sementara itu, dana kecil dan multi-kapital juga mendapatkan minat, masing-masing sebesar Rp 50.49 triliun ($3,07 miliar) dan Rp 1.73 triliun ($105 juta) . Namun, dana sektor ekuitas mengalami arus keluar sebesar Rp 32.23 triliun ($1,96 miliar) , terutama dari dana konsumen yang mengalami penjualan terbesar dalam lima minggu terakhir.
Di sisi lain, dana obligasi di AS mengalami arus keluar yang lebih besar, dengan investor menarik Rp 48.84 triliun ($2,97 miliar) , meningkat dari Rp 8.44 triliun ($513 juta) minggu sebelumnya. Dana pasar uang, di sisi lain, mendapatkan aliran masuk sebesar Rp 41.44 triliun ($2,52 miliar) , yang merupakan aliran masuk pertama dalam tiga minggu terakhir.
--------------------
Analisis Kami: Meski ketegangan perdagangan dapat menciptakan risiko jangka pendek, fokus investor yang kembali pada fundamental pertumbuhan pendapatan menunjukkan optimisme yang sehat terhadap ekonomi AS. Kebijakan tarif yang agresif memang mengganggu, tetapi perusahaan teknologi dan sektor besar AS tetap menjadi magnet utama untuk investasi karena inovasi dan potensi pertumbuhan yang kuat.
--------------------
Analisis Ahli:
Mark Haefele: Mark Haefele memperkirakan volatilitas akan bertahan dalam jangka pendek, namun optimis saham AS akan mengungguli pasar Eropa dan Asia karena prospek ekonomi yang kuat dan potensi pertumbuhan perusahaan AI.
--------------------
What's Next: Volatilitas pasar saham AS diperkirakan akan berlanjut seiring ketidakpastian kebijakan perdagangan, namun saham AS terutama perusahaan AI diprediksi tetap unggul dibandingkan pasar Eropa dan Asia sepanjang tahun 2025.
Referensi:
[1] https://www.reuters.com/markets/us/us-equity-funds-see-biggest-weekly-inflows-since-november-2025-03-28/

Artikel Serupa

Investor Ritel Tetap Optimis Meski Pasar Saham AS Tertekan Oleh Perang DagangYahooFinance
Finansial
5 bulan lalu
140 dibaca

Investor Ritel Tetap Optimis Meski Pasar Saham AS Tertekan Oleh Perang Dagang

Dana Lindung Nilai Percepat Penjualan Saham, Pasar AS Tertekan Akibat Tarif dan MinyakReuters
Finansial
5 bulan lalu
162 dibaca

Dana Lindung Nilai Percepat Penjualan Saham, Pasar AS Tertekan Akibat Tarif dan Minyak

Hedge Fund Lepas Posisi Saham Terbesar dalam 2 Tahun Karena Ketakutan ResesiReuters
Finansial
5 bulan lalu
126 dibaca

Hedge Fund Lepas Posisi Saham Terbesar dalam 2 Tahun Karena Ketakutan Resesi

Penurunan Pasar Saham AS: Tarif Trump Picu Kekhawatiran Ekonomi dan Koreksi BesarReuters
Bisnis
5 bulan lalu
136 dibaca

Penurunan Pasar Saham AS: Tarif Trump Picu Kekhawatiran Ekonomi dan Koreksi Besar

Koreksi Pasar 2025: Hedge Fund Tertekan Akibat Penurunan Saham TeknologiReuters
Finansial
5 bulan lalu
105 dibaca

Koreksi Pasar 2025: Hedge Fund Tertekan Akibat Penurunan Saham Teknologi

Dana Investasi Global Beralih ke Pasar Uang dan Obligasi karena Ketegangan PerdaganganYahooFinance
Finansial
5 bulan lalu
97 dibaca

Dana Investasi Global Beralih ke Pasar Uang dan Obligasi karena Ketegangan Perdagangan