Courtesy of Reuters

Pasar Keuangan Bergolak akibat Perang Tarif AS-China, Emas dan Obligasi Melonjak

12 Apr 2025, 04.42 WIB

38 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Pasar saham AS menunjukkan ketahanan meskipun ada ketegangan perdagangan.
Harga emas dan minyak mengalami kenaikan signifikan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Laporan keuangan dari bank-bank besar memberikan sinyal positif bagi investor.

Pada tanggal 11 April 2025, pasar saham AS mengalami kenaikan lebih dari 1% saat bank-bank besar melaporkan hasil keuangan kuartal pertama. Meskipun ada ketegangan akibat perang dagang antara AS dan China, di mana China meningkatkan tarif impor barang dari AS menjadi 125%, indeks saham utama seperti Dow Jones dan Nasdaq tetap naik. Harga emas juga mencapai rekor tertinggi di atas Rp 52.62 juta ($3,200) per ons, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun AS mengalami kenaikan terbesar dalam dua dekade.

Meskipun ada kekhawatiran tentang kebijakan perdagangan AS, beberapa bank besar seperti JPMorgan dan Wells Fargo melaporkan hasil yang lebih baik dari perkiraan. Namun, dolar AS melemah terhadap mata uang lain, dan investor tetap waspada terhadap situasi pasar yang tidak stabil. Harga minyak juga naik, dengan Brent crude mencapai Rp 1.06 juta ($64.76) per barel.

--------------------

Analisis Kami: Ketegangan perdagangan yang diperparah dengan tindakan saling balas tarif mendorong ketidakpastian yang signifikan di pasar keuangan, memaksa investor memilih aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah. Meski demikian, kenaikan indeks saham menunjukkan optimisme sementara bahwa bank-bank besar dapat menahan guncangan tersebut, namun ini bukan jaminan bahwa volatilitas akan segera mereda.

--------------------

Analisis Ahli:

Tim Ghriskey: Tarif yang terus meningkat akan menyebabkan banyak rumor dan sikap diplomasi yang mempengaruhi pasar, menciptakan ketidakpastian yang memicu volatilitas jangka pendek.

--------------------

What's Next: Jika ketegangan perdagangan dan kebijakan tarif terus berlanjut, pasar keuangan global akan mengalami volatilitas yang tinggi dengan potensi pelemahan lebih lanjut pada aset berbasis dollar dan peningkatan harga komoditas seperti emas.

Referensi:
[1] https://www.reuters.com/markets/global-markets-wrapup-1pix-2025-04-11/