Courtesy of CNBCIndonesia
Lebaran 2025: Perputaran Uang Merosot Akibat PHK dan Daya Beli Turun
31 Mar 2025, 10.00 WIB
109 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Perputaran uang selama Lebaran 2025 diprediksi akan menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
- Faktor-faktor seperti PHK dan penurunan daya beli masyarakat berkontribusi pada kondisi ekonomi yang kurang baik.
- Impor barang konsumsi juga mengalami penurunan menjelang Ramadan dan Lebaran 2025.
Momentum Ramadan dan Lebaran biasanya menjadi waktu yang penting untuk perputaran ekonomi di Indonesia. Namun, pada tahun 2025, diperkirakan perayaan ini akan mengalami penurunan. Jumlah pemudik diprediksi hanya mencapai 146,48 juta orang, turun 24% dibandingkan tahun lalu. Hal ini berdampak pada perputaran uang yang diperkirakan hanya mencapai Rp 137,975 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini antara lain banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang membuat daya beli masyarakat menurun, serta masyarakat yang lebih memilih untuk menghemat uang menjelang tahun ajaran baru. Selain itu, jarak antara libur Natal dan Tahun Baru dengan Lebaran yang dekat juga membuat orang tidak merencanakan untuk mudik.
Kondisi ini terlihat dari sepinya pusat perbelanjaan menjelang Lebaran, yang biasanya ramai. Data menunjukkan bahwa pertumbuhan belanja masyarakat hanya 1,4% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 4,7%. Semua ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam berbelanja selama Ramadan dan Lebaran tahun ini.
--------------------
Analisis Kami: Kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh tekanan eksternal dan internal yang menyebabkan masyarakat bekerja lebih hati-hati dalam pengeluaran. Jika tidak ada kebijakan stimulus yang efektif, potensi perlambatan ekonomi selama momentum Lebaran bisa menjadi indikasi lebih luas masalah ekonomi yang harus segera ditangani.
--------------------
Analisis Ahli:
Sarman Simanjorang: Menjelaskan penurunan jumlah pemudik dan daya beli masyarakat dipicu oleh jarak libur yang berdekatan, penghematan karena biaya sekolah, serta dampak pemutusan hubungan kerja.
Agus Santoso: Menegaskan konsumsi masyarakat cenderung defensif dan perputaran uang relatif lambat selama Lebaran 2025 karena menurunnya mobilitas dan daya beli masyarakat.
Amalia Adininggar Widyasanti: Menyampaikan data penurunan impor barang konsumsi sebagai indikator melemahnya permintaan masyarakat menjelang Ramadan dan Lebaran.
--------------------
What's Next: Ekonomi sektor konsumsi akan mengalami perlambatan signifikan selama Ramadan dan Lebaran 2025, berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional kuartal pertama tahun tersebut jika situasi pengangguran dan daya beli tidak membaik.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250331083912-4-622969/lebaran-di-ri-tahun-ini-berubah-total-cek-data-terbaru
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250331083912-4-622969/lebaran-di-ri-tahun-ini-berubah-total-cek-data-terbaru
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi faktor penurunan jumlah pemudik pada Lebaran 2025?A
Faktor penurunan jumlah pemudik pada Lebaran 2025 antara lain adalah jarak libur Nataru yang berdekatan, kondisi ekonomi yang mendorong masyarakat untuk menghemat, dan meningkatnya jumlah PHK.Q
Berapa perkiraan perputaran uang selama Lebaran 2025?A
Perkiraan perputaran uang selama Lebaran 2025 diprediksi mencapai Rp 137,975 triliun, turun dibandingkan tahun sebelumnya.Q
Apa dampak dari PHK terhadap daya beli masyarakat?A
Dampak dari PHK terhadap daya beli masyarakat adalah penurunan kemampuan masyarakat untuk berbelanja, yang dapat menyebabkan kesengsaraan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.Q
Bagaimana kondisi impor barang konsumsi menjelang Ramadan dan Lebaran 2025?A
Kondisi impor barang konsumsi menjelang Ramadan dan Lebaran 2025 tercatat turun 10,61% secara bulanan dan 21,05% secara tahunan.Q
Apa yang diharapkan oleh Bank Mandiri terkait pengeluaran masyarakat selama Lebaran?A
Bank Mandiri berharap pengeluaran masyarakat selama Lebaran tidak akan seramai tahun-tahun sebelumnya karena adanya penurunan daya beli.