Courtesy of Axios

Mengapa Pesawat Tempur Generasi Keenam Masih Perlu Pilot Manusia

02 Apr 2025, 17.15 WIB

125 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Pesawat tempur generasi keenam akan tetap dimanusiakan meskipun ada tren menuju UAV.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Boeing dan Northrop Grumman memiliki keunggulan dalam pengembangan teknologi pertahanan.
Perang udara membutuhkan respons cepat dan kesadaran situasional yang sulit dicapai dengan UAV.

Saat para penggemar penerbangan, ahli pasar saham, dan analis pertahanan menunggu kontrak F/A-XX dari Angkatan Laut AS, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pesawat tempur generasi keenam yang akan datang kemungkinan besar akan tetap berawak, artinya masih ada pilot di dalamnya. Meskipun saat ini banyak perhatian tertuju pada drone, tidak mungkin menggantikan kekuatan udara AS hanya dengan ribuan drone murah. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kombinasi pesawat berawak dan tak berawak.

Ada beberapa alasan mengapa pesawat tempur berawak masih dipilih. Pertama, ada budaya yang kuat di kalangan pilot dan ketidakpastian untuk mengizinkan senjata tak berawak beroperasi tanpa pengawasan manusia. Kedua, perusahaan-perusahaan besar yang sudah berpengalaman memiliki keahlian dan sumber daya yang tidak bisa ditandingi oleh perusahaan baru. Ketiga, dalam pertempuran udara, situasi bisa berubah dengan sangat cepat, dan pilot berawak memiliki keunggulan dalam hal kesadaran situasional.

Saat ini, Angkatan Udara dan Angkatan Laut sedang bersaing untuk mengembangkan pesawat tempur masa depan yang canggih. Boeing dan Northrop Grumman adalah dua perusahaan yang bersaing untuk kontrak F/A-XX, sementara Anduril Industries dan General Atomics juga terlibat dalam pengembangan pesawat tak berawak. Kita akan mendapatkan lebih banyak informasi tentang proyek ini di konferensi pertahanan Sea-Air-Space yang akan datang di Maryland.

--------------------

Analisis Kami: Meskipun teknologi drone tumbuh pesat, kehadiran pilot manusia di pesawat tempur generasi keenam sangat krusial karena keputusan cepat dan insting manusia masih sulit digantikan oleh AI. Dominasi perusahaan besar dalam pengembangan ini juga menunjukkan bahwa inovasi radikal dari pendatang baru akan sulit terjadi tanpa dukungan dan investasi besar-besaran.

--------------------

Analisis Ahli:

Josh Kirshner: Budaya dan taktik Angkatan Udara Amerika Serikat belum siap untuk sepenuhnya menggantikan pesawat berawak dengan pesawat tanpa awak.

Michael Wang: Kemampuan canggih yang dimiliki proyek NGAD dan F/A-XX hanya bisa diwujudkan oleh perusahaan industri utama dengan pengalaman dan investasi besar, sehingga pendatang baru sulit untuk menyaingi secara cepat.

--------------------

What's Next: Dalam beberapa tahun mendatang, pesawat tempur generasi keenam akan mulai memasuki tahap operasional, tetap mempertahankan komponen manusia sebagai pilot sementara kecanggihan drone sebagai pendukung semakin berkembang.

Referensi:
[1] https://www.axios.com/2025/04/02/airforce-navy-manned-fighters-drones