Courtesy of YahooFinance
Pasar Pembiayaan Leverage Mandek Akibat Tarif Perdagangan dan Ketidakpastian Ekonomi
06 Apr 2025, 02.00 WIB
113 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pasar pembiayaan terleveraged mengalami ketidakpastian yang signifikan akibat pengumuman tarif.
- Bank-bank besar mungkin terpaksa menanggung utang yang tidak terjual jika akuisisi tidak berhasil.
- Investor saat ini lebih berhati-hati dalam berinvestasi di utang perusahaan junk karena risiko yang meningkat.
Pasar keuangan yang melibatkan utang berisiko tinggi, atau leveraged finance, mengalami kebuntuan. Banyak kesepakatan yang tertunda karena ketidakpastian ekonomi, terutama setelah pengumuman tarif tinggi oleh Presiden AS, Donald Trump, yang menyebabkan kekhawatiran akan resesi. Beberapa bank, seperti Citigroup dan JPMorgan, mungkin harus menanggung utang yang tidak terjual, yang dikenal sebagai "hung debt," jika mereka tidak dapat menjual utang yang telah mereka komit untuk akuisisi sebelum tenggat waktu.
Beberapa kesepakatan besar, seperti pembelian perusahaan otomotif Kanada ABC Technologies, mengalami kesulitan dalam menarik minat investor. Selain itu, upaya untuk merestrukturisasi utang perusahaan lain juga gagal, menunjukkan bahwa investor semakin berhati-hati dalam berinvestasi di perusahaan yang berisiko tinggi. Pasar utang berisiko tinggi di AS juga mengalami penurunan, dengan hanya satu obligasi baru yang diterbitkan dalam enam sesi perdagangan terakhir.
Di Eropa, beberapa perusahaan masih berhasil menjual utang meskipun ada ketidakpastian. Namun, secara keseluruhan, banyak perusahaan yang menunda penerbitan utang baru karena situasi pasar yang tidak stabil. Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih untuk menunggu dan melihat sebelum mengambil risiko baru di pasar keuangan.
--------------------
Analisis Kami: Kondisi pasar pembiayaan leverage ini menunjukkan bagaimana perubahan kebijakan perdagangan global dapat menjadi pemicu utama ketidakstabilan keuangan bahkan bagi institusi besar. Bank dan investor harus sangat berhati-hati dalam mengelola risiko pembiayaan akuisisi, karena pasar yang tak menentu bisa menggagalkan transaksi dan memperbesar kemungkinan kerugian besar.
--------------------
Analisis Ahli:
Kelly Burton: Investor butuh kestabilan dulu sebelum berani masuk kembali ke pasar dengan risiko tinggi.
Jeremy Burton: Sulit untuk membenarkan pengambilan risiko baru saat pasar dalam kondisi yang tidak menentu.
--------------------
What's Next: Jika ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi berlanjut, bank-bank kemungkinan harus menanggung lebih banyak utang yang tidak terjual, memperlambat aktivitas merger dan akuisisi serta menekan pasar kredit high-yield dalam waktu dekat.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/tariffs-stoke-fears-hung-debt-190000517.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/tariffs-stoke-fears-hung-debt-190000517.html